TRIBUNNEWS.COM - Saat ini, Indonesia masih menghadapi tantangan permasalahan gizi buruk, khususnya stunting.
Apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih terjadi.
Pada tahun 2019, angka stunting di Indonesia berdasarkan survei status gizi balita di angka 27,67 persen.
Artinya, masih di atas standar minimal WHO yaitu 20 persen.
Untuk itu, sebagai upaya menekan angka stunting diperlukan gotong royong berbagai pihak.
Mulai dari pemerintah, masyarakat hingga pihak perguruan tinggi.
Baca juga: Muhadjir Effendy: Stunting Punya Pengaruh Signifikan Terhadap Kualitas SDM Usia Produktif
Salah satu kelompok pengabdian kepada masyarakat terintegrasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Jakarta yang dimotori oleh Dr. Umiatin, M.Si, Fariani Hermin, MT, Dr. Widyaningrum Indrasari, M.Si mengembangkan Sistem Informasi Posyandu (SIP) “Nimbang Balita”.
Pengembangan tersebut, sebagai bentuk kontribusi civitas akademika dalam menyelesaikan permasalahan stunting.
Diketahui, pada tahun 2019, Nimbang Balita dikembangkan berdasarkan hasil analisis kebutuhan dalam terhadap Kader Posyandu Kelurahan Karaton, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Sebagai kelanjutan kegiatan itu, tahun ini dilakukan pelatihan terhadap perwakilan kader dari 12 Posyandu di Kelurahan Larangan Indah, Kota Tangerang, Banten.
Tepatnya, pada tanggal 16 September dan 7 Oktober 2021 secara offline dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Dalam hal ini, peran serta dosen dan mahasiswa dapat membantu kader posyandu agar tidak ketinggalan teknologi informasi.
Sehingga, Ketua Posyandu Melon, Hindraningsih sangat mengapresiasi terselenggaranya pelatihan.
Ia berharap adanya pendampingan dalam implementasi.
Sementara itu, Ketua Posyandu Belimbing, Imas juga berharap sistem ini dapat digunakan dalam skala yang lebih luas, setidaknya sampai tingkat Puskesmas.
Baca juga: Pentingnya Pengetahuan Pemenuhan Gizi pada Keluarga untuk Cegah Stunting
Adapun kader posyandu memiliki peran penting sebagai penggerak layanan kesehatan ibu dan balita di masyarakat.
Oleh karena itu, posyandu perlu dilakukan revitalisasi salah satunya melalui peningkatan keterampilan para kader, yakni pelatihan.
Dari dua kali pelatihan yang diselenggarakan di Kelurahan Larangan Indah, hampir seluruh kader posyandu antusias dengan adanya SIP “Nimbang Balita” yang mudah dipelajari.
Kemudian, mudah digunakan dan sangat membantu kader dalam melakukan tugasnya.
Salah satu peserta pelatihan, Nia menyampaikan, kader posyandu di era digital harus mau belajar memanfaatkan teknologi informasi agar memudahkan pekerjannya.
Dalam pelatihan, Lurah Larangan Indah, H Naman S.Pd, MM dan Kasi Kesmas Ibu Maria Sari, S.H.I, M.AP turut memberikan sambutan.
Pada akhir pelatihan, disepakati bersama beberapa posyandu yang sudah siap untuk diadakan pendampingan lanjutan sampai tahap implementasi.
Diharapkan, adanya SIP “Nimbang Balita” dapat digunakan mulai tahun 2022.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS)
Simak berita lainnya terkait Stunting