Dengan demikian, secara tidak langsung juga akan meningkatkan kualitas hidup pasien dan menekan angka kematian akibat kanker payudara di Indonesia.
"Oleh karena itu, melakukan SADARI penting dilakukan oleh setiap perempuan Indonesia agar bisa mengetahui sejak dini apabila terjadi perubahan pada payudaranya," kata Dr. Walta, dalam virtual launching Charm Extra Maxi Pink Ribbon bertajuk 'Mendukung Kegiatan Pink Ribbon Pertama Kalinya Dalam Industri Pembalut Wanita, Untuk Meminimalkan Angka Kematian Akibat Kanker Payudara', Rabu (6/10/2021).
Dr. Walta menambahkan, langkah sederhana ini bisa dilakukan pada waktu tertentu bagi mereka yang masih mengalami menstruasi maupun menopause.
"SADARI ini sendiri bisa dilakukan secara teratur setiap bulannya. Dilakukan pada hari ke 7 hingga 10 setelah hari pertama menstruasi, atau tanggal tertentu untuk yang sudah menopause," jelas Dr. Walta.
Sementara itu seorang penyintas kanker payudara, dr. Khairatu Nissa Rangkuti turut menegaskan pentingnya deteksi dini.
Menurutnya, gerakan SADARI yang dilakukan secara sederhana ini bisa menjadi penanda apabila terjadi perubahan pada payudara.
Jika memang ada perubahan, maka bisa segera melakukan konsultasi ke dokter serta mendapatkan perawatan yang tepat.
"Sehingga secara tidak langsung deteksi dini termasuk gerakan SADARI atau periksa payudara sendiri ini dapat membantu meminimalkan angka kematian akibat kanker payudara dan mengurangi jumlah pasien kanker payudara," tegas dr. Khairatu.
Terkait pentingnya skrining dan deteksi dini penyakit ini, Philips Foundation pun mendukung kampanye 'Indonesia Goes Pink 2021' untuk meningkatkan kepedulian atas kanker payudara dan menyediakan skrining bagi perempuan keluarga pra-sejahtera.
Organisasi nirlaba ini berupaya menyediakan akses ke layanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat kurang mampu melalui kolaborasinya dengan Lovepink Indonesia dan Docquity untuk menjalankan kampanye di Bulan Peduli Kanker Payudara sedunia.
Tujuan dari kampanye ini adalah untuk meningkatkan kesadaran terhadap risiko kanker payudara melalui edukasi awam dan aktivasi masyarakat.
Selain itu memberikan akses gratis kepada 1.000 perempuan pra-sejahtera agar memiliki kesempatan melakukan skrining kanker payudara di sejumlah kota, mulai dari kawasan Jabodetabek, Bandung, Jember, Pekanbaru, Banjarbaru, Yogyakarta hingga Padang.
Data terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan kanker payudara menempati urutan teratas daftar kasus baru untuk penyakit kanker serta semua penyakit tidak menular lainnya.
Selain itu, bagi para perempuan yang telah mendapatkan hasil skrining positif, empat dari lima ternyata telah menderita kanker payudara stadium lanjut atau metastasis.