Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan riset dari organisasi kesehatan dunia (WHO), jumlah persalinan Caesar terus meningkat secara global dengan jumlah lebih dari 1 di antara 5 (21%) dari semua kelahiran.
Sementara, dalam skala nasional angka prevalensinya hampir 18% (RISKESDAS 2018).
Peningkatan umum faktor-faktor risiko ibu menjadi bagian besar atas meningkatnya persalinan caesar di seluruh dunia.
Tingginya jumlah tindakan persalinan caesar perlu diimbangi dengan pengetahuan mengenai manfaat dan risiko metode tersebut, terutama bagi kesehatan anak.
Faktanya, metode kelahiran caesar merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan mikrobiota pada anak, sehingga berpotensi mempengaruhi sistem daya tahan tubuhnya.
Baca juga: 9 Tips Mudah dan Efektif Menurunkan Berat Badan setelah Hamil: Mulai dari Menyusui hingga Olahraga
Baca juga: Pentingnya Pemenuhan Nutrisi Ibu Menyusui
Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi dr. Molly D. Oktarina, SpA(K) .
Menurut dia, salah satu risiko metode kelahiran caesar adalah menyebabkan gangguan keseimbangan kolonisasi mikrobiota di saluran pencernaan si Kecil.
Hal ini dikarenakan, mikrobiota yang baik pada tubuh berada pada jalan lahir bayi yang bisa didapatkan lewat persalinan normal.
Bayi akan berkenalan dengan bakteri baik dan langsung mengaktivasi sel imun. Selain itu kata dr Molly, persalinan normal dapat membentuk sitokin secara baik pada bayi.
"Padahal kolonosisasi mikrobiota saluran cerna yang didominasi oleh mikrobiota sehat merupakan aspek penting dalam menjaga daya tahan tubuh si Kecil," ungkapnya secara virtual, Rabu (27/10/2021).
Sedangkan bayi yang melalui persalinan caesar, tidak melewati proses tersebut dan berpotensi berkenalan dengan mikrobiota yang kurang baik dari kulit dan ruang operasi.
Namun, bagi ibu yang memang harus melakukan operasi caesar, dapat mengoptimalkan sistem daya tahan tubuh anak.
Baca juga: Anak yang Lahir Lewat Operasi Caesar Rentan
Caranya, mengembalikan kesimbangan kolonisasi mikrobiota di saluran cernanya.
Di antaranya dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi anak usia 0-6 bulan. Mengandung nutrisi lengkap seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral.
Serta kandungan lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan si Kecil. ASI juga mengandung prebiotik dan probiotik yang berkontribusi dalam mengembalikan keseimbangan mikrobiota pada saluran cerna si kecil.
"Karena itu, pastikan Ibu menyusui mengonsumsi makanan yang bergizi lengkap dan seimbang," pungkasnya.