Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, GURGAON - Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan penyakit yang sangat ditakuti dan hingga kini belum dapat disembuhkan.
Penyakit ini muncul karena virus yang disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Seseorang yang memiliki kondisi ini sangat rentan mengalami kegagalan multi organ dan infeksi yang berlebihan.
Namun yang perlu dicatat adalah tidak semua orang yang terinfeksi HIV, berakhir dengan mengidap AIDS.
Baca juga: 10 Link Twibbon Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2021 Lengkap dengan Sejarahnya
Baca juga: Persoalan HIV/AIDS di Tempat Kerja Masih Menjadi Tantangan Berat di Negara Anggota ASEAN
Dikutip dari laman The Hindustan Times, Selasa (30/11/2021), melalui pengobatan dan perawatan yang tepat, jumlah mereka yang terinfeksi HIV kini semakin berkurang.
Namun miris bagi mereka yang terkena AIDS, karena akan mengalami kegagalan organ multisistem akibat infeksi.
Infeksi HIV telah menjadi lebih mudah dikelola selama bertahun-tahun karena fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) yang lebih baik.
Fasyankes yang memadai tentu memungkinkan orang dengan HIV untuk hidup lebih lama dan lebih sehat.
Diperkirakan ada 37,7 juta orang yang hidup dengan HIV pada akhir 2020.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 2020 ada 680000 orang meninggal karena penyebab yang terkait HIV dan 1,5 juta orang tertular HIV.
Setiap tahunnya, Hari AIDS Sedunia diperingati pada 1 Desember untuk menyebarkan kesadaran tentang bahaya HIV/AIDS.
Peringatan ini telah menjadi salah satu hari kesehatan internasional yang paling dikenal dan bertujuan untuk tidak hanya meningkatkan kesadaran masyarakat.
Namun juga mengenang mereka yang telah meninggal, dan merayakan kemenangan melalui peningkatan akses ke layanan pengobatan dan pencegahan.
Lalu seperti apa gejala awal munculnya HIV?