Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kanker payudara kini menjadi salah satu ancaman kematian bagi masyarakat modern di banyak negara, termasuk di Indonesia.
Para pakar di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga sudah menyatakan kanker payudara sebagai penyakit kedua terbanyak yang membunuh kaum perempuan, setelah kanker paru.
Kanker payudara memiliki beberapa gejala selain benjolan pada payudara. Bagi kaum perempuan, tentu perlu mengenali sejumlah gejala dari penyakit kanker payudara tersebut.
Dalam rangka memperingati hari kanker sedunia yang jatuh pada setiap tanggal 4 Februari,
Menurut dr. Esther Felicita Tambayong, Sp.B dari Siloam Hospitals Balikpapan, gejala kanker payudara yang mengarah keganasan dapat berupa benjolan yang bentuknya tidak beraturan dan kebanyakan benjolannya tidak terasa nyeri.
Baca juga: Ari Lasso Kabarnya Bersih dari Sel Kanker Usai 6 Kali Kemoterapi, Vita Dessy Optimis Suaminya Sembuh
"Biasanya diikuti dengan adanya perubahan dari warna kulit payudara pada penderita, bahkan jika sudah parah kondisi kulit seperti kulit jeruk yang disertai luka berbau pada bagian kulit payudara tersebut. Dan luka yang dialami terjadi tanpa sebab dan sulit untuk sembuh," tutur dr. Esther Felicita Tambayong, Sp.B., di acara bincang edukasi sehat di Kota Balikpapan secara online, Kamis (10/02/2022).
Dokter spesialis bedah ini menjelaskan, beberapa gejala kanker payudara juga ditemukan terjadi dengan kondisi bagian puting yang tertarik ke dalam.
Gejala lainnya, bentuk payudara menjadi tidak simetris antara satu dengan yang lain.
Lakukan Deteksi Dini
Langkah paling awal yang bisa dilakukan untuk mengetahui adanya gejala kanker payudara adalah dengan melakukan pengecekan diri.
Kondisi terbaik adalah saat 1 minggu setelah mens hari pertama, karena saat itu payudara dalam kondisi paling lembek.
"Dengan kondisi setelah hari pertama menstruasi, kita bisa memeriksakan kondisi payudara apakah terdapat benjolan atau tidak," ujarnya.
"Kemudian, kita dapat mengecek dengan cara mengangkat salah satu tangan dengan memegang kepala bagian belakang, lalu salah satu tangan lain meraba payudara dengan menggunakan tiga jari bagian ujung," ungkap dokter Esther.
Pertama, lakukan dengan cara menekan dari bagian bawah ke atas, dan kemudian berikan penekanan dengan cara memutar. Lalu, tekan dari tengah hingga ke sisi samping kiri dan kanan.
Lakukan hal ini saat anda sedang mandi karena dapat memudahkan saat dilakukan penekanan dengan kondisi basah dan terkena sabun.
Pemeriksaan lain juga dapat dilakukan dengan cara memencet puting payudara untuk memastikan apakah ada cairan yang keluar berupa darah atau berwarna kemerahan.
Melanjutkan deteksi gejala kanker payudara sejak dini, dr Esther Felicita Tambayong menyarankan agar juga melakukan deteksi pada bagian ketiak. Waspadai jika terdapat benjolan.
"Lakukan pemeriksaan pada bagian ketiak apakah terdapat benjolan yang merupakan benjolan penyerta dari keganasan kanker pada payudara tersebut," ujarnya mengingatkan.
Namun perlu diketahui juga bahwa setiap benjolan pada payudara bukan berarti kanker.
"Benjolan pada payudara terbagi menjadi benjolan jinak, yang kebanyakan dialami pada usia muda ," tutur Esther Felicita Tambayong.
Adanya benjolan ganas biasanya dialami pada wanita di atas usia 40 tahun. Walaupun masih ada juga ditemukan kasus terjadi pada usia dibawah 40 tahun.
"Jadi tidak perlu khawatir selama anda tetap melakukan pemeriksaan diri secara rutin pada payudara dengan cara-cara yang dipaparkan sebelumnya," pungkas Esther Felicita Tambayong.
Hormon Estrogen
Keganasan kanker pada payudara sangat erat hubungannya dengan paparan hormon estrogen yang dimulai pada wanita mengalami haid pertama kali.
Wanita yang berisiko lebih tinggi mengalami kanker payudara adalah wanita yang tidak punya anak atau punya anak lebih dari usia30 tahun mengkonsumsi obat KB hormon dalam jangka lebih dari 5 th, memiliki keluarga dekat yang mengalami kanker payudara maupun kanker di organ lainnya.
Kanker payudara dapat juga terjadi pada pria namun kasusnya tidak sebanyak yang terjadi pada wanita, karena kelenjar payudara pada pria tidak banyak berkembang seperti pertumbuhan kelenjar payudara pada wanita.
Karenanya, kepedulian melakukan deteksi dini sadari merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya serangan kanker payudara.