TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyandang Penyakit Tidak Menular (PTM) atau Non-Communicable Diseases (NCDs) adalah kelompok berisiko lebih tinggi menghadapi pandemi Covid-19.
Penyandang Penyakit Tidak Menular menjadi kelompok paling rentan meninggal akibat infeksi Covid-19.
Layanan medis virtual menjadi tuntutan.
Apalagi, hampir dua tahun pandemi tren lonjakan kasus virus corona terjadi di sejumlah negara karena adanya beberapa varian baru.
Penyakit Tidak Menular kembali menjadi sorotan saat munculnya Variant of Concern Covid-19 baru, Omicron, yang disebut sejumlah pakar epidemiologi memiliki tingkat penularan lima kali lebih cepat daripada varian Delta.
Para penyandang PTM pada dasarnya lebih rentan terinfeksi Covid-19 karena sifat PTM yang umumnya kronis sehingga melemahkan sistem kekebalan tubuh mereka.
Baca juga: Deteksi Dini Kasus Covid-19 Masih Rendah, Ada Celah Antara Data Pemerintah dan Fakta Kasus Aktif
PTM yang kerap ditemui sebagai penyakit penyerta infeksi Covid-19 adalah gangguan kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner dan stroke, kanker, diabetes melitus, dan gagal ginjal.
Menurut laporan mingguan NHS (National Health Service) UK mengenai tingkat mortalitas akibat Covid-19 di Inggris per 30 December 2021, sebesar 64 persen kasus kematian karena infeksi Covid-19 terjadi pada penderita dengan penyakit penyerta, seperti diabetes, gangguan jantung, asma, dan gagal ginjal yang termasuk dalam Penyakit Tidak Menular.
Sebelum pandemi, NHS juga menyebutkan bahwa penyakit jantung adalah penyebab utama kematian di Inggris dan di seluruh dunia.
Baca juga: Sudah Vaksin dan Penyintas Covid Masih Terpapar Omicron, Apa yang Salah?
Apa yang terjadi di Indonesia tak jauh berbeda dengan fenomena global.
Kementerian Kesehatan RI mencatat 90-94 persen kasus kematian Covid-19 di sejumlah daerah di Indonesia terjadi pada pasien dengan penyakit penyerta (komorbid).
Data Satgas Penanganan Covid-19, ada empat penyakit tidak menular yang memiliki tingkat risiko kematian tinggi, yakni masalah ginjal, gangguan jantung, diabetes, dan hipertensi.
Gangguan terhadap ginjal menjadi penyakit tidak menular dengan risiko kematian paling tinggi jika terinfeksi Covid-19.
Perlunya Layananan Medis Berbasis Teknologi
Melihat fakta tersebut, tentunya akses terhadap layanan kesehatan sangat dibutuhkan, terutama yang berbasis pemanfaatan teknologi.