TRIBUNNEWS.COM - Umat islam diwajibkan melaksanakan ibadah Puasa Ramadhan setiap satu tahun sekali selama satu bulan.
Berpuasa mempunyai pengaruh yang baik bagi sistem imun dengan memperhatikan pola makan seimbang ketika berbuka dan sahur, istirahat cukup, tidak stres, dan olahraga cukup.
Konsumsi makanan dengan nutrisi seimbang saat puasa sangat diperlukan untuk menjaga daya tahan tubuh terlebih dalam situasi pandemi.
Untuk menu berbuka puasa sebaikanya mengkonsumsi makanan yang mudah dicerna.
Baca juga: Berpuasa di Bulan Ramadhan tapi Tidak Mengerjakan Shalat, Bagaimana Hukumnya, Bolehkah?
Baca juga: Niat Puasa Senin Kamis, Lengkap dengan Manfaat Puasa bagi Kesehatan Tubuh
Dikutip dari kemenag.go.id, berbuka puasa sebaiknya dengan beberapa butir kurma (atau makanan yang manis) dan air putih terlebih dahulu.
Lalu shalat Maghrib, dan setelah itu menikmati nasi beserta lauk pauk yang sehat dan bernutrisi, sebagaimana sunnah Rasulullah SAW.
"Dari Anas bin Malik RA berkata, “Nabi SAW biasa berbuka dengan ruthab (kurma muda) sebelum shalat, jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan kurma, jika tidak ada kurma, beliau minum dengan satu tegukan air.” (HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah).
Adapun saat berbuka puasa sebaiknya tidak menyantap makanan susah dicerna seperti nasi, karena lambung sudah beristirahat selama 12 jam.
Sementara itu, Puasa Ramadhan boleh tidak dilakukan apabila seseorang mengalami halangan untuk melakukannya.
Antara lain seperti sakit, dalam kondisi perjalanan jauh atau musyafir, sudah tua, hamil, menyusui, dan menstruasi.
Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Tubuh
Beberapa penelitian mengungkapkan manfaat puasa bagi kesehatan, antara lain:
1. Tubuh mendapatkan fase istirahat usus dan perut serta membantu detoksifikasi (pengeluaran racun dari dalam tubuh).
2. Puasa dapat mengurangi kadar lemak tubuh.
Kelebihan lemak tubuh bisa merusak keseimbangan sistem kekebalan tubuh manusia.
Lemak yang banyak akan memicu produksi sel, yang menyebabkan peradangan pada organ tubuh, memicu munculnya penyakit pembuluh darah dan masalah kesehatan lainnya
3. Rasa lapar memicu sel-sel induk dalam tubuh untuk memproduksi sel darah putih baru untuk melawan infeksi.
Para peneliti menyebutkan bahwa puasa berfungsi sebagai 'pembalik sakelar regeneratif' yang mendorong sel induk menciptakan sel darah putih baru.
Penciptaan sel darah putih baru inilah, yang menjadi dasar regenerasi seluruh sistem kekebalan tubuh.
4. Puasa bermanfaat dalam merestart sistem kerja tubuh.
Kondisi ini membantu menciptakan lingkungan yang sehat bagi tubuh untuk meregulasi hormon.
Mereka yang makan setiap tiga sampai empat jam sekali tidak sempat mengalami lapar, sehingga tidak merasakan kemampuan tubuh untuk menyampaikan sinyal lapar.
Ketika asupan makanan untuk tubuh dihentikan selama 12 jam, tubuh dapat lebih fokus pada kemampuannya untuk meregenerasi sel.
(Tribunnews.com/Devi Rahma)