Untuk itulah kerja sama antara DeBio Network dan SITH-ITB ini dilakukan, yakni demi menyediakan layanan tes genetika BRCA berbasis urine.
Tes ini hanya membutuhkan pengiriman 5 mL sampel urine dalam waktu maksimal 63 hari.
Selanjutnya tes akan berfokus kpada mutasi exon2 dari gen BRCA-1, sehingga bisa diketahui risiko munculnya kanker payudara atau rahim di masa depan.
Sementara itu seorang Ahli Biomolekul dan Genetika dari SITH ITB, Dr. Karlia Meitha menyatakan bahwa metoda tes yang baru ini memungkinkan pengambilan sampel secara non invasif.
"Tidak seperti metoda lain yang membutuhkan pengambilan darah," kata Dr. Karlina.
CEO DeBio Network, Pandu Sastrowardoyo mengatakan bahwa pihaknya sejak awal memang concern untuk menghadirkan inovasi layanan bidang kesehatan yang ditandai dengan inovasi untuk kesehatan kaum perempuan.
"Kanker payudara dan rahim hanya langkah awal kami dalam berinovasi dalam menyelamatkan perempuan di seluruh dunia," kata Pandu.
Nantinya, pihaknya juga berencana untuk menghadirkan inovasi layanan kesehatan untuk mendeteksi dini penyakit lainnya.
"Ke depan, akan ada ribuan penyakit dan kanker lainnya yang bisa dideteksi sejak dini dengan basis desentralisasi layanan kesehatan," jelas Pandu.
Deteksi dini merupakan faktor penting dalam menyelamatkan penderita kanker payudara.
Berdasarkan riset Alkabban dan Ferguson pada 2018, 93 persen pasien kanker payudara stadium 2 masih bisa diselamatkan jika terdeteksi dini selama 5 tahun pertama.