TRIBUNNEWS.COM - Tercatat ada 15 kasus dugaan atau suspek hepatitis akut di Indonesia.
Sebelumnya, tiga kasus pertama di Indonesia dilaporkan pada 27 April 2022.
Laporan kasus itu setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan adanya kejadian luar biasa di Eropa.
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan.
Selain itu, melakukan tindakan pencegahan seperti menjaga kebersihan diri.
“Virus ini menularnya lewat asupan makanan yang lewat mulut, jadi kalau bisa rajin cuci tangan saja supaya kita pastikan yang masuk ke anak-anak kita, kan ini menyerang banyak di bawah 16 tahun lebih banyak lagi di bawah 5 tahun, itu bersih,” ujarnya di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/5/2022), dilansir laman setkab.go.id.
Baca juga: 8 Kasus Hepatitis Akut pada Anak-anak Terdeteksi di Kota Santa Fe Argentina
Baca juga: Penyebab Hepatitis Akut Masih Misterius, Lima Anak Teridentifikasi Mengalami Gagal Hati
Gejala Hepatitis Akut
Secara umum gejala awal penyakit hepatitis akut adalah mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan.
Selanjutnya, gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan buang air besar berwarna putih pucat.
Menkes lalu meminta agar para orang tua untuk segera memeriksakan anak dengan gejala tersebut ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.
“Kalau dia buang air besar dan kemudian mulai ada demam nah itu dicek SGPT- SGOT-nya."
"Kalau sudah di atas 100, lebih baik di-refer ke fasilitas kesehatan terdekat."
"SGPT-SGOT normalnya di level 30-an, kalau sudah naik agak tinggi sebaiknya di-refer ke fasilitas kesehatan terdekat,” terang Budi.
Baca juga: Kata CDC AS Soal Kemunculan Wabah Hepatitis Akut pada Anak-anak
Baca juga: Vaksinasi Hepatitis B Saat Lahir Diklaim Bantu Lawan Infeksi Hati yang Mengancam Jiwa
Ia menambahkan, pihaknya telah berkomunikasi dengan Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat dan Pemerintah Inggris untuk memperoleh informasi mengenai penyakit ini.