Karena seorang wanita yang menderita Hepatitis B dapat menyebarkan virus kepada bayinya selama kelahiran.
2. Tinggal di rumah yang sama dengan seseorang yang terinfeksi Hepatitis B, dan berbagi barang seperti sikat gigi atau pisau cukur.
3. Menerima beberapa transfusi darah atau produk darah, seperti yang dilakukan oleh penderita Hemofilia.
Namun risiko dapat sangat berkurang dengan pemeriksaan darah secara cermat.
4. Digigit hingga kulitnya robek oleh orang yang air liurnya mengandung virus Hepatitis B.
5. Menjadi pasien Hemodialisis
Lalu apa saja gejala Hepatitis B yang muncul pada bayi dan anak?
Virus Hepatitis B terutama dapat berdampak pada hati dan memasuki sel-sel hati (hepatosit) saat ada di dalam tubuh.
Sementara reproduksi virus menyebabkan kematian sel-sel ini.
Kematian mendadak pada sejumlah besar sel hati tentu dapat menyebabkan kerusakan hati atau bahkan gagal hati.
Pada sebagian besar anak dengan Hepatitis B, hal ini tidak terjadi.
Sebaliknya, virus berkembang biak perlahan dan bertahan di dalam tubuh, menyebabkan kerusakan hati yang lambat namun progresif.
Kondisi ini dikenal sebagai keadaan pembawa kronis, meskipun orang tersebut memiliki Hepatitis B di hati dan darahnya, tidak ada tanda-tanda penyakit.
Seorang pembawa kronis masih dapat menularkan penyakit kepada orang lain, bahkan jika ia tidak memiliki gejala sedikitpun.