News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

5 Cara Membedakan Monkeypox dan Chickenpox

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Roche mengklaim berhasil menemukan alat tes Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dapat mendeteksi penyakit cacar monyet (Monkeypox), saat virus itu menyebar ke luar dari negara endemik.

Chickenpox hanya mempengaruhi satu bagian tubuh, namun Monkeypox dapat mempengaruhi seluruh tubuh.

Setiap orang yang tertular salah satu dari kedua penyakit tersebut tentu akan dapat membedakannya.

Monkeypox juga memiliki lesi sinkron, semua lesi biasanya terlihat sama pada setiap tahap penyakit tertentu.

Lesi kulit yang disebabkan oleh virus Monkeypox juga terlihat sangat berbeda dari Chickenpox.

Biasanya penderita Monkeypox mengalami pembengkakan kelenjar getah bening berwarna keputihan, sedangkan Chickenpox tidak mengalami bengkak dan biasanya berwarna merah.

Lalu bagaimana cara penularan Monkeypox dan Chickenpox?

Virus Monkeypox dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, dengan memegang hewan buruan atau melalui penggunaan produk yang terbuat dari hewan yang terinfeksi.

Virus Monkeypox juga dapat ditularkan dari ibu hamil ke janinnya.

Tidak hanya itu, virus ini juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau luka pada orang yang terinfeksi maupun bahan yang telah menyentuh cairan atau luka tubuh, seperti pakaian.

Di sisi lain, Chickenpox menyebar secara mudah hanya dari orang-orang yang terinfeksi kepada orang lain yang belum pernah menderita penyakit tersebut atau belum pernah divaksinasi.

Jika satu orang memilikinya, maka sebanyak 90 persen orang yang melakukan kontak erat dengannya dan orang yang memiliki gangguan kekebalan (immunocompromised) juga akan terinfeksi.

Virus ini menyebar terutama melalui kontak erat dengan seseorang yang menderita Monkeypox.

Seseorang yang pernah terkena Monkeypox atau telah divaksinasi, biasanya jarang ada yang kembali terinfeksi.

Bahkan jika mereka tetap kembali mengalaminya, maka gejalanya tidak akan terlalu parah.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini