Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Para ahli global menyebut tes Polymerase Chain Reaction (PCR) sangat penting dalam mendeteksi virus cacar monyet (Monkeypox) yang kini tengah melanda banyak negara non-endemik.
Dikutip dari laman Gulf News, Selasa (14/6/2022), secara umum, PCR real-time dapat digunakan pada lesi untuk mendiagnosis potensi infeksi virus Monkeypox.
Baca juga: Kabar Terbaru Monkeypox, WHO Sebut Tercatat 72 Kematian dari 2821 Kasus Dikonfirmasi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menjelaskan bahwa tes PCR dapat menunjukkan gen virus tersebut berasal dari 'Clade' tertentu.
"Penyelidikan terkait kemunculan virus itu kini sedang berlangsung, namun data awal dari tes PCR menunjukkan bahwa gen virus Monkeypox yang terdeteksi milik 'clade' Afrika Barat," kata WHO.
Lalu apa itu Clade dan Pohon Fillogenetik?
Perlu diketahui, dalam virologi, virus ditempatkan dalam 'Clades' atau kelompok organisme berdasarkan pohon filogenetik yang dibangun dari urutan genom mereka.
Baca juga: Monkeypox Menyebar ke Seluruh Dunia, 1.472 Kasus Tercatat di 33 Negara Non-Endemik
Berdasarkan urutan genomnya, virus serupa dikelompokkan berdasar pada cladesnya.
Perubahan virus tersebut dilacak menggunakan filogeni.
Sementara itu, dalam pohon fillogenetik, ada diagram yang menggambarkan garis keturunan evolusioner dari berbagai spesies, organisme atau gen dari nenek moyang yang sama.