Namun, ia masih dapat menularkan virus kepada orang lain.
4. Apakah Flu Singapura Berbahaya?
CDC mengatakan, penyakit Flu Singapura biasanya tidak serius, tetapi sangat menular.
Flu Singapura menyebar dengan cepat di sekolah dan pusat penitipan anak.
Hal serupa juga disampaikan RS Hermina melalui situsnya yang menyebut, Flu Singapura bukanlah penyakit berbahaya karena bisa sembuh dalam waktu dua minggu.
Namun, bukan berarti penyakit ini dapat diabaikan dan tidak segera ditangani.
Sebab jika dibiarkan begitu saja, bisa berpotensi menyebabkan komplikasi, seperti dehidrasi, ensefalitis, meningitis, polio, hingga kematian.
Bagi para ibu, hal ini menjadi permasalahan serius jika buah hati terjangkit infeksi virus Flu Singapura.
5. Cara Mengobati Flu Singapura
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, tidak ada pengobatan khusus untuk HFMD atau Flu Singapura.
Pengobatan bersifat simptomatik diperlukan untuk mengatasi keluhan yang ditimbulkannya.
Parasetamol dapat diberikan untuk mengatasi demam dan nyeri.
Kompres hangat dan pemberian minum yang lebih sering juga membantu menurunkan demam anak.
Pada anak yang lebih besar, kumur-kumur dengan obat kumur dapat mengurangi nyeri akibat luka-luka di mulut.
Sampai saat ini, belum ditemukan vaksin untuk mencegah HFMD.
Oleh karena itu, penderita HFMD sebaiknya diisolasi untuk mencegah penularan lebih lanjut.
CDC juga menyampaikan, kebanyakan penderita Flu Singapura akan sembuh dengan sendirinya dalam 7 hingga 10 hari.
Tidak ada perawatan medis khusus untuk penyakit tangan, kaki, dan mulut.
Orang tua dapat mengambil langkah-langkah untuk meredakan gejala dan mencegah dehidrasi saat anak sakit.
Sariawan akibat HFMD memang membuat anak-anak sakit saat menelan, sehingga ia tidak mau minum banyak.
Namun, pastikan mereka minum cukup untuk tetap terhidrasi, seperti memberikan air minum atau ASI jika si kecil masih menyusui.
Anda bisa menemui atau pergi ke fasilitas layanan kesehatan apabila:
- Anak tidak cukup minum untuk tetap terhidrasi
- Gejala tidak membaik setelah 10 hari
- Anak memiliki sistem kekebalan yang lemah
- Gejalanya parah
- Anak masih sangat kecil, terutama bayi di bawah 6 bulan
(Tribunnews.com/Sri Juliati)