News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Metode Sel Dendritik Vaksin Nusantara Digunakan Peneliti Luar Negeri untuk Mengobati Penyakit Berat

Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pada 8 April 2022 Vanessa akhirnya menerima Vaksin Nusantara langsung dari dokter Terawan./Metode Sel Dendritik Vaksin Nusantara banyak digunakan peneliti luar negeri.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sel dendritik yang merupakan basis pembuatan Vaksin Nusantara sebagai salah satu solusi mengatasi pandemi Covid-19 juga digunakan sebagai metode pengobatan sejumlah penyakit lainnya di luar negeri.

Penelitian untuk mengobati HIV/AIDS baru saja diselesaikan para peneliti di Institut Riset Vaksin Prancis.

Sel dendritik adalah Antigen Presenting Cell (APC) terkuat di tubuh manusia yang berperan penting dalam kekebalan tubuh imun. 

Terbaru, Rajan George dari Paladin Biosciences, sebuah divisi dari Paladin Labs Inc. di Kanada segera memproduksi vaksin dengan antigen malaria menggunakan basis sel dendritik.

Hal itu dilakukan sebagai upaya menginduksi antibodi dan respons imun dengan perantara sel terhadap parasit malaria pada berbagai tahap infeksi.

Baca juga: Puncak Kasus Covid-19 Diprediksi Pekan Depan, Jokowi Minta Vaksin Booster Dimasifkan

Menukil laporan grandchallenges.org, laboratorium itu menargetkan membuat vaksin malaria menggunakan basis sel dendritik. 

Namun demikian, penemuan vaksin baru untuk mengobati diare, HIV, malaria, pneumonia, dan TB itu secara historis bergantung pada proses trial and error yang panjang dan mahal dan memiliki catatan keberhasilan yang tidak merata. 

Selain itu, banyak infeksi yang ditemukan bersifat kronis dan memerlukan cara yang sangat berbeda untuk menghasilkan kekebalan protektif dibandingkan dengan vaksin tradisional.

Dalam pendekatan saat ini, laboratorium itu mengkombinasikan antigen dengan adjuvant dan diformulasikan untuk merangsang respons imun yang diinginkan. 

"Kandidat ini harus menjalani penelitian pada hewan dan uji kemanjuran manusia yang besar pada populasi target untuk menilai potensi mereka," tulis laporan itu. 

Disebutkan, penelitian menggunakan sel dentritik tersebut bertujuan menghasilkan petunjuk vaksin baru yang belum dicoba untuk diare, HIV, malaria, pneumonia, dan TB. 

Diketahui, di Indonesia penelitian serta pengembangan sel dentritik telah dilakukan dan diprakarsai mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto. 

Metode tersebut kemudian dinamakan Vaksin Nusantara.

Vaksin Nusantara berbasis sel dendritik aman untuk masyarakat dan untuk orang yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini