TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini penjelasan tentang apa itu tumor testis.
Baru-baru ini pemain Borussia Dortmund Sebastian Haller divonis mengidap tumor testis.
Lantas apa itu sebenanrnya tumor testis?
Tumor testis atau tumor sel germinal merupakan jenis kanker testis yang paling umum terjadi.
Tumer sel germinal umumnya diklasifikasikan sebagai seminoma dan non-seminoma.
40 persen dari semua tumor sel germinal adalah seminoma.
Meski sering terjadi, tumor testis kurang umum di Asia dibandingkan dengan negara-negara barat.
Kejadiannya sangat rendah, yaitu 0,4 per 100.000 populasi, seperti yang dikutip dari Jurnal yang diterbitkan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Baca juga: Kondisi Sebastien Haller sebelum Dinyatakan Mengidap Tumor Testis, Tinggalkan Latihan Lebih Awal
Kanker Testis
Kanker testis atau Testicular cancer sendiri terjadi di testicles (testis) yang terletak di skrotum, kantong kulit yang longgar di bawah penis.
Testis menghasilkan hormon seks pria dan sperma untuk reproduksi.
Mengutip Mayoclinic, dibandingkan dengan jenis kanker lainnya, kanker testes jarang terjadi.
Tapi, kanker testis merupakan kanker paling umum terjadi pada pria di Amerika Serikat yang berusia 15-35 tahun.
Kanker testis sangat dapat diobati, bahkan ketika kanker telah menyebar di luar testis.
Tergantung jenis dan stadiumnya, mungkin pasien harus menjalani beberapa perawatan atau kombinasi perawatan.
Gejala dan tanda kanker testis meliputi:
1. Benjolan atau pembesaran di salah satu testis
2. Perasaan berat di skrotum
3. Sakit di pangkal perut atau selakangan
4. Nyeri atau ketidaknyamanan pada testis atau skrotum
5. Pembesaran atau kelembutan payudara
Penyebabnya sendiri masih tidak jelasan, bahkan dalam beberapa kasus pun, masih belum jelas penyebabnya.
Dokter mengetahui bahwa kanker testis terjadi ketika sel-sel sehat di testis berubah.
Terkadang, sel-sel sehat mengalami kelainan dan menyebabkan pertumbuhan yang tidak terkendali dan menjadi sel kanker yang terus membelah bahkan ketika sel baru tidak diperlukan.
Sel-sel yang terakumulasi membentuk massa di testis.
Hampir semua kanker testis dimulai di sel germinal (sel di testis yang menghasilkan sperma yang belum matang).
Apa yang menyebabkan sel germinal menjadi abnormal dan berkembang menjadi kanker tidak diketahui.
Baca juga: Sebastian Haller Divonis Kena Tumor Testis, Borussia Dortmund Minta Privasi Keluarga Dijaga
Faktor risiko yang bisa meningkatkan risiko kanker meliputi:
1. Testis yang tidak turun (cryptorchidism)
Testis terbentuk di daerah perut selama perkembangan janin dan biasanya turun ke skrotum sebelum lahir.
Pria yang memiliki testis yang tidak pernah turun memeliki risiko lebih besar terkena kanker testis.
Risiko ini tetap tinggi bahkan jika testis telah dipindahakan dengan operasi.
Meski demikian, sebagian besar pria pasien kanker testis tidak memiliki riwayat testis yang tidak turun.
2. Perkembangan testis tidak normal.
Kondisi yang menyebabkan testis berkembang secara tidak normal, seperti sindrom Klinefelter dapat meningkatkan risiko kanker testis.
3. Riwayat keluarga
Jika anggota keluarga menderita kanker testis, mungkin keturunannya juga akan berisiko terkena.
4. Usia
Kanker testis bisa terjadi di pria berusia 15-35 tahun.
Namun tak menutup kemungkinan akan menyerang pria berusia berapapun.
5. Ras
Kanker ini lebih sering terjadi pada pria kulit putih ketimbang pria kulit hitam.
Pencegahan
Tidak ada cara untuk mencegah kanker testis.
Beberapa dokter merekomendasikan pemeriksaan testis sendiri secara teratur untuk mengidentifikasi kanker testis pada tahap paling awal.
Namun, tidak semua dokter setuju.
Lebih baik, diskusikan pemeriksaan dengan dokter jika sudah merasa ada yang aneh dengan kondisi tubuh.
(Tribunnews.com, Renald)