Jamil juga mengakui, kota Pekanbaru masih belum lepas dari kemiskinan yang menjadi salah satu faktor penyumbang kejadian stunting dan gizi buruk.
Selain itu, pemahaman masyarakat mengenai stunting serta makanan bergizi juga masih rendah.
Oleh karena itu, ia berharap hasil penelitian mengenai gizi dan konsumsi kental manis pada balita dapat menjadi masukan dalam mengatasi persoalan stunting di kota Pekanbaru.
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo juga menjelaskan jika WHO telah membuat batasan soal stunting yang tidak lebih dari 20 persen, salah satunya mengukur soal kecerdasan.
"Tapi ingat, yang stunting ini sekarang ini yang diukur adalah stunted. Jadi, tinggi badan vs umur," jelas Hasto.
Kemudian, ia menjelaskan jika stunting memiliki tiga konsekuensi, yakni, pendek, dimana stunting pasti pendek, tapi pendek belum tentu stunting.
Lalu, kemampuan intelektualnya kurang atau perkembangannya terganggu, tidak optimal, serta prospek di hari tua sudah mulai muncul sakit-sakitan.