Gejalanya yakni demam, adanya pembesaran kelenjar limfe, serta adanya cacar atau ruam di muka, telapak tangan, kaki, dan sebagian ada di sekitar alat genitalia.
"Dengan gejala tanggal 14 Agustus 2022 itu ada demam, kemudian ada pembesaran kelenjar limfe. Tapi keadaannya baik, artinya tidak sakit berat. Ada cacarnya atau ruam-ruam di muka, telapak tangan, kaki, dan sebagian di sekitar alat genitalia," terang Syahril.
Beruntung pasien cacar monyet tersebut langsung mendapat respon cepat dari rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
Sehingga bisa cepat dilakukan pemeriksaan PCR dan hasil positif bisa keluar pada Jumat (19/8/2022).
"Ada satu kesigapan dari petugas kesehatan di Jakarta ini, rumah sakitnya begitu tanggap. Begitu melihat suatu gejala itu, dengan cepat untuk melakukan respon pemeriksaan lanjutnya."
Baca juga: Gejala Cacar Monyet pada Pasien Pertama Monkeypox di Indonesia, Alami Demam dan Ruam
"Dan dengan cepat dilakukan pemeriksaan PCR. Dalam hitungan dua hari pemeriksaan PCR itu sudah dilakukan dan tadi malam (Jumat, 19/8/2022) sudah diumumkan positif terkonfimasi," imbuhnya.
Meski telah positif cacar monyet, Syahril menegaskan pasien tersebut kini dalam kondisi yang baik dan hanya mengalami gejala ringan.
Sehingga ia tidak perlu dirawat dan masuk ke dalam ruang isolasi khusus, tapi hanya perlu isolasi mandiri di rumah.
"Saat ini pasien dalam keadaan baik-baik saja, kalau dalam istilah Covid itu gejalanya ringan dan pasiennya tidak perlu dirawat, masuk ke dalam ruang isolasi. Tapi cukup dilakukan isolasi mandiri di rumah," jelas Syahril.
Cara Mencegah Monkeypox
- Hindari kontak kulit-ke-kulit yang dekat dengan orang-orang yang terkena cacar monyet
- Jangan memegang atau menyentuh barang-barang penderita cacar monyet
- Sering mencuci tangan dengan sabun dan air bersih atau menggunakan alkohol.
- Hindari berinteraksi dengan hewan pengerat dan primata, yang biasanya berotensi terkena cacar monyet.