TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini penjelasan tentang HIV/AIDS dan gejala-gejala yang terjadi.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
Apabila HIV tidak diobati, dapat menyebabkan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).
Dilansir laman cdc.gov, saat ini tidak ada obat yang efektif untuk HIV/AIDS.
Namun, dengan perawatan medis yang tepat, HIV dapat dikendalikan.
Penderita HIV yang mendapatkan pengobatan yang efektif dapat berumur panjang, hidup sehat, dan melindungi pasangannya.
Kemudian, satu-satunya cara untuk mengetahui apakah Anda mengidap HIV adalah dengan melakukan tes.
Lantas, apakah ada gejala HIV/AIDS?
Dikutip Tribunnews.com dari laman nhs.uk, kebanyakan orang yang terinfeksi HIV mengalami penyakit singkat seperti flu yang terjadi 2-6 minggu setelah infeksi.
Setelah itu, HIV mungkin tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa tahun.
Diperkirakan hingga 80 persen orang yang terinfeksi HIV mengalami penyakit mirip flu ini.
Baca juga: Cara Mencegah HIV/AIDS: Hindari Narkoba, Teratur Tes HIV-IMS dan Konsultasi ke Dokter
Gejala HIV yang paling umum yakni:
- Peningkatan suhu (demam);
- Sakit tenggorokan;
- Ruam tubuh.
Lalu, gejala lainnya dapat meliputi:
- Kelelahan;
- Nyeri sendi;
- Nyeri otot;
- Kelenjar bengkak.
Gejala tersebut biasanya berlangsung 1-2 minggu, tapi bisa lebih lama.
Jika Anda memiliki beberapa gejala ini dan berpikir berisiko terinfeksi HIV dalam beberapa minggu terakhir, Anda harus menjalani tes HIV.
Setelah gejala awal hilang, HIV mungkin tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun.
Selama waktu ini, virus terus aktif dan menyebabkan kerusakan progresif pada sistem kekebalan.
Setelah sistem kekebalan menjadi rusak parah, gejalanya dapat meliputi:
- Penurunan berat badan;
- Diare kronis;
- Keringat malam;
- Masalah kulit;
- Infeksi berulang;
- Penyakit serius yang mengancam jiwa.
Baca juga: Simak Perbedaan Antara HIV dan AIDS, Mulai Cara Penularan hingga Tingkat Harapan Hidup
Gejala AIDS
Jika Anda mengidap HIV dan tidak sedang menjalani pengobatan HIV, pada akhirnya virus tersebut akan melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan akan berkembang menjadi AIDS.
Dilansir laman hiv.gov, gejala AIDS dapat meliputi:
- Penurunan berat badan yang cepat;
- Demam berulang atau keringat malam yang banyak;
- Kelelahan yang ekstrem dan tidak dapat dijelaskan;
- Pembengkakan kelenjar getah bening yang berkepanjangan di ketiak, selangkangan, atau leher;
- Diare yang berlangsung lebih dari seminggu;
- Luka pada mulut, anus, atau alat kelamin;
- Radang paru-paru;
- Bercak merah, cokelat, merah muda, atau keunguan pada atau di bawah kulit atau di dalam mulut, hidung, atau kelopak mata;
- Kehilangan memori, depresi, dan gangguan neurologis lainnya.
Baca juga: 9 Fakta HIV AIDS: Cara Penularan, Gejala, hingga 3 Stadium Infeksi
Masing-masing gejala ini juga dapat dikaitkan dengan penyakit lain.
Jika Anda positif HIV, penyedia layanan kesehatan akan mendiagnosis jika HIV Anda telah berkembang ke stadium 3 (AIDS) berdasarkan kriteria medis tertentu.
Banyak gejala dan penyakit parah dari HIV berasal dari infeksi oportunistik yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh telah rusak.
Segera temui penyedia layanan kesehatan jika Anda mengalami gejala-gejala ini.
Namun perlu diketahui, berkat pengobatan yang efektif, kebanyakan penderita HIV di Amerika Serikat tidak berkembang menjadi AIDS.
(Tribunnews.com/Nuryanti)