News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ciri-ciri Diabetes pada Anak-anak, Banyak Makan, Sering Haus hingga Berat Badan Turun Drastis

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi.Seringkali Diabetes Melitus (DM) dianggap sebagai penyakit orang dewasa. Tapi juga terjadi pada anak-anak. Kenali cirinya. Salah satunya banyak makan.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Seringkali Diabetes Melitus (DM) dianggap sebagai penyakit orang dewasa.

Namun demikian, DM juga bisa terjadi pada anak-anak dan remaja, khususnya DM tipe-1.

Diabetes melitus (DM) atau penyakit kencing manis adalah gangguan metabolisme yang timbul akibat peningkatan kadar gula darah di atas nilai normal yang berlangsung secara kronis.

Baca juga: Gejala Diabetes Melitus: Sering Buang Air Kecil, Cepat Lapar, dan Cepat Haus

Dikutip dari Kementerian Kesehatan, DM tipe-1 tidak dapat dicegah dan siapapun dapat mengalaminya.

Di Indonesia, DM tipe-1 pertama kali didiagnosis paling banyak pada kelompok usia 10-14 tahun dengan 403 kasus.

Kemudian kelompok usia 5-9 tahun dengan 275 kasus, kelompok usia kurang dari 5 tahun dengan 146 kasus, dan paling sedikit adalah usia di atas 15 tahun dengan 25 kasus.

Berbeda halnya dengan DM tipe-1, DM tipe-2 pada anak biasanya terdiagnosis pada usia pubertas atau lebih tua.

Baca juga: Jangan Asal Ngunyah, Perhatikan Hal Berikut Agar Terhindar dari Diabetes, Hipertensi, dan Obesitas

Meskipun kasus DM tipe-1 yang paling banyak pada anak, namun ada kecenderungan peningkatan kasus DM tipe-2 pada anak dengan faktor risiko obesitas, genetik dan etnik, serta riwayat DM tipe-2 di keluarga.

Berikut adalah gejala-gejala yang perlu diwaspadai jika anak menderita DM :

1. Banyak makan

Ilustrasi makanan pada anak (freepik.com)

Anak dengan DM akan merasakan lapar terus-menerus meski baru selesai makan.

Rasa lapar ini didorong oleh jumlah insulin yang tidak memadai sehingga gula tidak dapat diolah menjadi energi;

2. Banyak minum

Anak akan merasa haus terus-menerus karena ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin sehingga tubuh mengalami dehidrasi;

3. Banyak kencing dan mengompol

Foto ilustrasi mengajarkan anak buang air besar (BAB). Peran orang tua untuk mengajarkan anak berlatih mandiri adalah faktor utama seperti mengajarkan anak pergi ke toilet untuk belajar buang air kecil maupun buang air besar. Usia pas bagi anak untuk diajarkan buang air besar sekitar 16 bulan keatas. TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA (TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

Rasa haus yang menyebabkan anak selalu minum tidak diimbangi dengan kemampuan tubuh untuk menyerap cairan dengan baik.

Anak dengan DM akan lebih sering buang air kecil dari pada frekuensi normal, terutama di malam hari.

4. Penurunan berat badan yang drastis

Kenaikan berat badan anakl (iStockphoto/nilimage)

Dalam 2-6 minggu sebelum terdiagnosis. Meski anak sering minta makan, tetapi tubuhnya tidak bertambah gemuk, melainkan cenderung kehilangan berat badan dalam jumlah yang cukup signifikan.

Hal ini diakibatkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam menyerap gula darah dalam tubuh sehingga menyebabkan jaringan otot dan lemak menyusut;

5. Kelelahan dan mudah marah

Tubuh anak yang tidak mampu menyerap gula dari makanan membuatnya kekurangan energi sehingga mudah merasa lelah.

Anak juga akan mengalami gangguan perilaku dan perubahan emosi menjadi cepat marah dan murung;

6. Tanda kedaruratan lain

Perlu diwaspadai, antara lain sesak napas, dehidrasi, syok dan napas berbau keton.

Pada DM tipe-2, sering disertai dengan adanya kulit menjadi lebih gelap. Resistensi insulin atau gangguan pada kerja insulin dapat menyebabkan beberapa area kulit anak berubah menjadi lebih gelap, seperti ketiak dan leher.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini