Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketika anak tumbuh menjadi seorang remaja, orangtua kerap kebingungan saat menghadapi kondisi perubahan emosi anak yang tidak beraturan. Orang sering menyebutnya sebagai moody-an
Lantas apa sih yang menyebabkan anak mengalami moody? Menurut psikolog Klinis dan CEO Dear Astrid, Dra Astrid Regina Sapiie, ada dua faktor penyebab terjadinya perubahan emosi pada remaja. Pertama karena perubahan alat fungsi reproduksi.
"Pada remaja, ini bukan salah mereka. Ini merupakan ciri pertama perubahan anak menjadi remaja dalam fungsi reproduksi," ungkapnya pada siaran radio Sonora FM, Minggu (15/10/2022).
Ketika remaja, alat reproduksi mulai berubah. Pada anak laki-laki telah menghasilkan sel sperma. Sedangkan perempuan sudah mampu menghasilkan ovum.
Perubahan ini disertai dengan perubahan hormonal. Dimulai dari otak, otot, darah dan semuanya. Secara biologis, perubahan ini membuat menjadi pertanda anak bertransisi menjadi dewasa.
Baca juga: Mendeteksi Anak Lagi Moody dan Cara Penanganannya
Matang secara biologis, namun belum secara mental. Ketidaksiapan ini memberikan pengaruh emosi yang juga disebabkan perubahan hormonal.
Kedua, perubahan hormonal menyebabkan rasa tidak nyaman. Misalnya, pada anak berusia 11 tahun telah mengalami mentruasi. Selama proses mentruasi ada memori yang bermacam-macam.
Baca juga: Karakteristik Orang yang Lahir Bulan November: Rajin, Moody dan Tak Mudah Percaya pada Orang Lain
"Kebanyakan pengalamannya macam-macam ada yang menyenangkan dan tidak. Kondisi stabil karena hormon, pengalaman menyenangkan akan muncul sebagai penyumbang rasa tidak enak," papar dr Astrid lagi.
Hal inilah yang membuat muncul beragam perubahan emosi. Ada yang tiba-tiba mendadak marah, tidak penurut, tidak sabar dan mudah tersinggung.