News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penjelasan Dokter Terkait Kencing Manis, Rentan Menyerang Pasien di atas 40 tahun

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas kesehatan Nutrifood memeriksa kadar gula petugas keamanan Pemkot Bandung pada acara Pemeriksaan Gratis Gula Darah dan Body Mass Index (BMI) Bagi Pegawai Pemkot Bandung dalam rangka Hari Diabetes Sedunia di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kamis (16/11/2017). (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Penyakit Diabetes, umum dikenal sebagai penyakit gula (kencing manis) menjadi penyakit kronis yang ditandai  kondisi peningkatan kadar gula darah (glukosa) dibatas ambang normal.

Kondisi ini berlangsung secara periodik yang bisa disertai dengan berbagai gejala penyerta.

Dokter Arie Wibisono Sp.BP-RE  dari Siloam Hospitals Balikpapan mengatakan, penyakit kronis ini umumnya diidap masyarakat dengan beberapa faktor resiko, antara lain usia di atas 40 tahun, riwayat keluarga, kegemukan, stres dan sebagainya.

"Gula digunakan tubuh untuk diolah menjadi energi, pengolahan gula darah memerlukan insulin yang cukup untuk menghasilkan energi yang adekuat," katanya saat edukasinya bertajuk  'Perawatan Luka Pada Pasien Diabetes di Jakarta, Senin (17/10/2022).

Pola hidup dan konsumsi gula berlebih ditambah dengan faktor resiko tersebut dapat menyebabkan tingginya kadar gula dalam darah.

Baca juga: Menkes Ingatkan Diabetes yang Tidak Terkontrol Bisa Sebabkan Gangguan Kesehatan Serius

Sehingga kadar insulin tidak mencukupi untuk bisa mengolah gula menjadi energi, dan memaksa pankreas sebagai sumber insulin belerja lebih keras.

Apabila kondisi ini berlangsung lama, kata dia pada kondisi tertentu pankreas akan mengalami kondisi “kelelahan”.

Akibatnya insulin tidak bekerja maksimal dan masih banyak gula yang tidak terserap.

"Selain dapat berdampak pada komplikasi organ dalam tubuh, pengidap diabetes harus mewaspadai timbulnya luka terbuka pada kulit, khususnya luka di kaki," kata Arie.

Dikatakan Arie Wibisono, Ulkus diabetikum adalah luka terbuka mirip borok yang muncul di bagian bawah kaki penderita diabetes yang tidak terkontrol.

Apabila tidak mendapatkan perawatan yang tepat, luka diabetes di kaki dapat terjadi infeksi dan mengalami komplikasi sampai parahnya harus dilakukan amputasi.

Ilustrasi pemeriksaan gula darah bagi penderita diabetes (Tribun Pontianak)

Baca juga: Diabetes Melitus Bisa Sebabkan Kebutaan, Dokter Sarankan Lakukan Skrining Sejak Dini

Kabar baiknya, luka diabet masih bisa dicegah dan disembuhkan tergantung derajat lukanya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini