Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Lies Dina Liastuti ungkap pasien gangguan ginjal akut yang dirujuk ke RSCM sudah dalam keadaan tidak buang air kecil.
"Saat datang sudah (dalam kondisi) lanjut semua, tidak bisa kencing," ungkapnya pada konferensi pers di RSCM, Jakarta pusat, Kamis (20/10/2022).
Baca juga: RSCM Gunakan Obat Antidotum dari Singapura untuk Obati Pasien Gangguan Ginjal Akut
Menurut Lies, saat tubuh tidak lagi mengeluarkan urin, maka ginjal berhenti berfungsi.
Situasi ini harus segera diatasi agar tubuh bisa mengeluarkan sampah metabolisme lewat urin.
Sehingga tidak menyimpan bahan berbahaya dalam tubuh.
Lebih lanjut, Lies menginformasikan pasien didominasi oleh balita.
Baca juga: Ciri-ciri Gejala Gagal Ginjal Akut pada Anak, Kenali Faktor Penyebabnya
Untuk yang termuda berusia 8 bulan, sedangkan tertua berumur 8 tahun.
Selain itu, menurut keterangan dari para orangtua, pasien yang datang tidak memiliki riwayat penyakit penyerta.
Selain tidak dapat buang air kecil, ada gejala lain yang muncul dari pasien.
"Mereka sebelumnya ada demam. Lalu ada gejala diare, batuk, pilek, dan saluran pernafasan. Semuanya sudah ke dokter sebelumnya, jadi mereka sudah diobati di tempat sebelumnya," papar Lies.
Pasien Gangguan Ginjal Akut yang Datang ke RSCM Tidak Memiliki Komorbid
Pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal yang datang ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) tidak ada yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid
Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti pada konferensi pers, Kamis (20/10/2022).
Baca juga: Kemenkes: Ada Temuan Tiga Zat Kimia Berbahaya pada Pasien Balita Gangguan Ginjal Akut