"Pada metode pemasangan konvensional selama ini kita tidak tahu apakah skrup yang kita pasang melewati area yang aman meski selama ini pemasangan secara konvensional cukup aman," ujarnya.
Dokter Ajiantoro Sp.OT K-Spine menyatakan, teknologi robotik ini banyak dibutuhkan oleh pasien yang mengalami ketidakstabilan pada tulang belakang, gangguan struktur tulang, misalnya tulang belakang mengalami bengkok, termasuk pasien yang mengalami infeksi pada tulang belakang.
"Dengan alat robotik ini pemasangan implan menjadi 99 persen akurat tidak keliru mengenai syaraf, luka di kulit juga semakin kecil karena minimal invasif," jelasnya.
Dokter Martha menambahkan, sejak alat ini tiba di RSPB dari AS pada Sabtu 24 September 2022 sore, pada hari Seninnya sudah langsung digunakan menangani operasi tulang belakang pasien.
"Sejauh ini sudah ada 5 sampai 7 pasien yang ditangani," ujarnya.