Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pakar kesehatan di Indonesia sedang meneliti manfaat cairan etanol sebagai obat penawar alternatif untuk mengatasi gangguan ginjal akut progresif yang disebabkan keracunan obat.
"Memang benar, etanol adalah salah satu rekomendasi obat untuk penawar atau antidotum," ungkapnya Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Muhammad Syahril pada konferensi pers virtual, Senin (7/11/2022).
Namun Syahril mengingatkan, cairan etanol harus dikemas ulang untuk dijadikan obat sehingga berfungsi. "Berbeda dengan Fomepizole yang bisa digunakan siap pakai," kata dia.
Syahril menyebutkan, saat ini penelitian terhadap etanol telah sampai pada tahap uji di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Penelitian ini dilakukan oleh pakar dari kalangan peneliti obat di RSCM dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
"Dan seluruh RS tinggal pakaian etanol ini dilakukan penelitan dan uji coba di rscm dan menjadi pilihan. Dari segi harga lebih murah.
Sejauh ini pemerintah masih merekomendasikan penggunaan Fomepizole sebagai penawar gangguan ginjal akut.
Baca juga: Kemenkes: Tidak Ada Penambahan Kasus Gangguan Ginjal Akut Per 6 November 2022
Namun, Syahril etanol bisa menjadi alternatif pilihan untuk mengatasi keracunan obat disebabkan cemaran etilen glikol (EG) dan dietilon glikol (DEG).
Alasan lain, Syahril menyebutkan jika, etanol relatif lebih murah dibandingkan Fomepizole.
Baca juga: Demo Gagal Ginjal Akut, LKMI PB HMI: Kepala BPOM Tidak Punya Kompetensi di Bidang Kesehatan
"Tapi nanti jika perlu kita akan sampaikan uji yang dilakukan RSCM dan IDAI, dalam rangka pemberian antidotum dengan etanol ada hasilnya? Akan kami sampaikan," tutupnya.