Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Ada slogan lama yang sering terdengar, tidak mengapa gemuk tapi sehat.
Anggapan tidak apa-apa obesitas atau metabolic health obesity sepertinya harus segera diubah.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Dicky L Tahapary, menyampaikan sebuah studi dari Inggris terkait hal ini.
Lebih dari 300 ribu orang diikuti selama 5-10 tahun dengan kondisi metabolic health obesity.
"Ternyata, ketika diikuti, pasien dengan obesitas tapi sehat ini berisiko alami Diabetes empat kali lipat lebih tinggi," ungkapnya pada webinar, Senin (14/11/2022).
Selain itu diketahui mereka berisiko jantung 1,18 kali lipat lebih tinggi, gagal jantung 70 persen lebih tinggi dan resiko gangguan respirasi hampir 30 persen lebih tinggi.
Baca juga: Obesitas Tingkatkan Seseorang Alami Diabetes, Berikut Penjelasan Dokter
"Jadi, labeling dari obesitas sehat sebenarnya missleading. Pasien dengan obesitas harus direkomendasikan menurunkannya lemak tubuh sehingga gangguan kesehatan menurun," tegasnya.
Lebih lanjut, Dicky pun menjelaskan cara mengidentifikasi indeks massa tubuh yang ideal.
Yaitu berat badan dibagi tinggi badan dalam meter, lalu dikuadratkan.
Kalau hasil di atas 23 maka disebut over weight.
Sedangkan jika di atas angka maka orang tersebut mengalami obesitas.
Bisa juga dengan lingkar pinggang atau perut.
Menggunakan meteran kain, bisa mengukur berapa lingkaran perut seseorang.
"Batasnya 80 untuk perempuan sedangkan untuk laki-laki adalah 90. Lebih dari ini obesitas," kata Dicky lagi.