TRIBUNNEWS.COM - Berikut adalah ciri-ciri dan gejala pria terkena HIV.
Artikel ini akan menambah informasi tentang bagaimana ciri-ciri dan gejala pria terkena HIV.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh pada manusia, salah satunya pada pria.
Penularan HIV sendiri dapat terjadi melalui kontak dengan darah, air mani, atau cairan kemaluan yang mengandung virus.
Perlu dipahami tentang ciri-ciri dan gejala seseorang terkena HIV, agar tidak tertular.
Simak beberapa ciri-ciri dan gejala pria terkena HIV, dikutip dari healthline.com berikut ini.
Baca juga: Denise Chariesta Ajak RD dan Istrinya Tes HIV, Ayu Dewi Bagikan Potret Antar Regi Datau Periksa
Ciri-ciri dan Gejala Pria terkena HIV
Dalam proses penularan HIV, seseorang akan melewati tiga tahap, di antaranya tahap penyakit akut, periode tanpa gejala, dan infeksi lanjutan.
1. Tahap Penyakit Akut
Pada tahap ini sistem kekebalan tubuh seseorang akan terserang virus.
Gejala awalnya, akan mirip seseorang yang sakit flu, antara lain:
- Demam;
- Kelenjar membengkak;
- Kelelahan;
- Ruam tubuh;
- Sakit tenggorokan;
- Nyeri sendi;
- Diare;
- Sakit kepala.
Adapun gejala tambahan yang meliputinya:
- Luka pada alat kelamin;
- Bisul di mulut;
- Nyeri otot;
- Mual;
- Muntah;
- Keringat di malam hari.
2. Tahap Tanpa Gejala
Pada tahap ini tidak ada gejala dan ciri yang terjadi.
Namun, justru pada tahap ini virus sudah ada dan berkembang biak dalam tubuh.
Hingga, kemudian melemahkan sistem kekebalan.
Jika seseorang pria terkena HIV pada tahap ini mungkin akan terlihat biasa dan baik-baik saja.
Tetapi, mereka bisa dengan mudah menularkan virus ke orang lain.
3. Tahap Infeksi Lanjutan
Jika HIV tidak segera diobati, maka akan menyerang dan menghancurkan cukup banyak sel CD4.
Sehingga tubuh tidak dapat lagi melawan infeksi dan penyakit.
Pada tahap ini seseorang yang terkena HIV akan memiliki sistem kekebalan tubuh yang rusak parah.
Ia akan rentan terkena infeksi oportunistik, yaitu kondisi yang biasanya dilawan oleh tubuh, tapi jadi bahaya untuk yang terkena HIV.
Orang yang terkena HIV mungkin akan sadar bahwa dirinya sering mengalami pilek, flu, dan infeksi jamur.
Gejala yang dialami seorang pria terkena HIV pada tahap ini antara lain:
- Mual;
- Muntah;
- Diare persisten;
- Kelelehan kronis;
- Penurunan berat badan yang cepat;
- Batuk;
- Sesak napas;
- Demam berulang, mengigil, dan keringat di malam hari;
- Ruam, luka atau lesi di mulut atau hidup, pada alat kelamin, atau bawah kulit;
- Pembengkakan kelenjar getah bening yang berkepanjangan di ketiak, selangkangan, atau leher;
- Kehilangan memori, kebingungan, atau gangguan neurologis.
Baca juga: Indonesia dan ASEAN Siapkan Pedoman Konseling dan Tes HIV di Tempat Kerja
Adapun beberapa tahap awal jika seorang pria terkena HIV adalah sebagai berikut:
Tanda-tanda terkena HIV khusus Pria
Salah satu gejala HIV pada pria adalah adanya borok pada alat kelamin.
Hal itu karena disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS) bersamaan, seperti sifilis.
Selanjutnya pria akan mengalami produksi hormon seks yang buruk atau disebut dengan Hipogonadisme.
Gejala yang dialami jika seorang pria mengalami Hipogonadisme antara lain:
1. Disfungsi ereksi;
2. Jumlah sperma lebih rendah;
3. Hilangnya rambut pada tubuh.
Baca juga: Nyamuk Bisa Menularkan HIV? Begini Kata Dokter
Bagaimana seorang pria dapat didiagnosa terkena HIV?
Pada umumnya HIV dapat didiagnosa melalui tes darah, atau dengan cairan oral atau urine.
Namun, untuk mengetahui lebih jelasnya, seorang pria harus melakukan tes berikut:
1. Tes asam nukleat (NAT)
Tujuannya untuk mencari viral load dalam darah.
Tes ini membutuhkan waktu beberapa hari untuk mendapat hasilnya.
2. Tes antigen
Tujuannya untuk mencari antigen dalam darah.
Hasil tes ini akan lebih cepat keluar dengan waktu kurang lebih 30 menit.
3. Tes skrining antibodi
Tujuannya untuk mencari antibodi dalam darah.
Jika melihat dari pedoman tentang kesehatan, seseorang berusia 13 hingga 64 tahun dapat melakukan skrining HIV.
Tetapi semua itu tergantung seberapa sering dalam melakukan aktivitas seksual.
Jika pernah berhubungan seks dengan pasangan berbeda, setidaknya lakukanlah tes setiap setahun sekali.
Idealnya pria yang aktif secara seksual dapat melakukan tes setiap 3 sampai 6 bulan.
(Tribunnnews.com/Muhammad Alvian Fakka)