News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Stunting Sebabkan Kecerdasan Anak Menurun, Berikut Penjelasannya

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas kesehatan dari Puskesmas Nagaswidak melakukan vaksinasi DPT kepada bayi pada program Kunjungan Sehat BPJS di Posyandu Sayang Ibu, Kawasan 11 Ulu, Gang Bersama, Kecamatan Seberang Ulu II, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (12/8/2022). BPJS Kesehatan mendorong fasilitas kesehatan untuk berkomitmen menjaga kualitas pelayanan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Dengan adanya Kunjungan Sehat dan Posyandu dari fasilitas kesehatan (faskes) tingkat 1 dapat mencegah terjadinya stunting dan gizi buruk pada ibu hamil dan anak balita. TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus menggenjot akselerasi penanganan stunting menjadi 14 persen pada akhir tahun 2024.

Stunting masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia.

Kondisi tersebut jika berlangsung lama maka menyebabkan terhambatnya tumbuh kembang anak.

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya Ira Purnamasari menjelaskan kekurangan gizi pada periode emas tidak dapat diperbaiki di masa kehidupan selanjutnya.

Periode emas adalah periode 1000 hari pertama kehidupan adalah masa sejak anak dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun.

Pada periode ini, otak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, yang mendukung seluruh proses tumbuh kembang anak dengan sempurna.

Baca juga: Presiden Meminta Para Guru Ikut Cegah Terjadinya Stunting

“Karena mengalami kekurangan gizi menahun, anak stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya,”jelas Ira seperti dikutip dari laman UM Surabaya, Senin (5/12/22).

Menurutnya, dampak dari stunting bersifat langsung dan jangka panjang.

Seperti peningkatan morbiditas dan mortalitas, perkembangan anak yang buruk, peningkatan risiko infeksi dan penyakit tidak menular di masa dewasa serta anak menjadi tidak cerdas dan sulit mengikuti pelajaran saat bersekolah. 

Hal ini berimbas pada penurunan produktivitas dan kemampuan ekonomi.

“Kemampuan berpikir anak stunting menjadi lambat jika dibandingkan dengan anak seusianya," papar Ira.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh stunting terhadap perkembangan kognitif dan prestasi belajar anak. 

Ia menjelaskan, perkembangan kognitif merupakan aspek yang berfokus pada keterampilan berpikir anak termasuk belajar, pemecahan masalah, berpikir rasional, pemusatan perhatian, kreativitas, bahasa, dan kemampuan mengingat yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak di sekolah.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini