Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebiasaan merokok sejak remaja ternyata dapat menurunkan produktivitas ketika dewasa.
Menurunnya produktivitas ini disebabkan kondisi kesehatan yang memburuk.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter spesialis paru, dr Faisal Rizal Matondang, Sp.P(K).
"Tentu kebiasaan merokok di usia tadi bisa mengancam produktivitas. Semakin muda, semakin cepat akan mendapat penyakit yang seharusnya akan didapat di umur 40 tahun ke atas," ungkap dr Faisal pada siaran Radio Kesehatan, Kamis (18/1/2023).
Sebagai contoh, sebuah penelitian mengungkapkan jika fungsi paru-paru pada seseorang mungkin akan menurun seiring bertambah usia.
Namun apa bila seseorang sudah merokok di usia remaja, fungsi penurunan paru-paru akan lebih cepat.
Sehingga memasuki usia 25 atau 30 tahun, sudah terjadi penurunan fungsi dari paru-paru.
Baca juga: Merokok Dapat Turunkan Konsentrasi Belajar Siswa di Kelas, Kok Bisa? Begini Penjelasan Dokter
Tidak mengherankan jika telah ditemukan orang-orang mengidap kanker paru-paru atau penyakit paru kronik dengan usia lebih muda.
"Dulu paling sering ditemukan usia 45-50 tahun, sekarang sudah mulai maju umurnya sekitar umur 35-40 tahun awal sudah mulai ada orang-orang dengan penyakit tersebut," papar dr Faisal.
Padahal usia tersebut, kata dr Faisal jika dilihat dalam skala besar termasuk umur produktif.
"Umur 35-40 tahun sudah dalam masa dia berkarya, puncaknya berkarya, berkarir segala macam. Tentu tidak bisa diraih oleh dia karena sering sakit-sakitan," paparnya lagi.
Baca juga: Berhenti Merokok Ternyata Bisa Bikin Wajah Tampak Awet Muda
Sering merasa sesak napas, otomatis dapat mengurangi produktifitas di kantor atau tempat kerja lainnya.
"Sehingga akan menjadi suatu bahaya yang bisa mengancam bagi negara Indonesia ini. Kalau makin banyak perokok di usia dini tadi," pungkasnya.