Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagian orang terkadang menyamakan antara alergi dengan keracunan makanan.
Padahal, kata Duta Gizi Indonesia, Reisa Broto Asmoro, antara alergi dengan keracunan makanan sangatlah berbeda.
Keracunan makanan bisa saja terjadi ketika mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
Sementara, alergi adalah reaksi yang terjadi secara signfikan terhadap makan tertentu.
Dan yang merespons berasal dari kekebalan tubhu masing-masing.
Keracunan makanan sendiri biasanya terjadi karena kontaminasi zat kimia.
Bisa juga karena kontaminasi bakteri dan kuman berbahaya yang bisa menyebabkan munculnya gangguan kesehatan.
"Kalau muncul gejala kalau keracunan biasanya reaksi cepat. Bisa beberapa jam, sampai 48 jam pertama setelah mengonsumsi makan terkontaminasi," paparnya lagi.
Baca juga: Tips Mengolah Daging Sapi agar Aman Dikonsumsi dan Mengurangi Risiko Keracunan Makanan
Gejala paling umum mual, muntah, diare, dan kram perut.
Respons berlebihan bisa juga muncul dimulai dari nyeri badan, sakit kepala, dan sebagainya.
Di sisi lain, kata dr Santi, biasanya keracunan makanan paling banyak ditemukan di bawah usia 5 tahun dan menjadi salah satu kelompok rentan.
Kalau dicurigai keracunan, maka ada beberapa langkah yang bisa dilakukan sebelum menunggu bantuan medis.
Biasanya diberikan minum yang banyak. Saat keracunan kerap mengalami muntah sehingga perlu terhidrasi dengan baik.