Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Orangtua perlu waspada saat anak mengalami kelebihan berat badan atau obesitas karena anak bisa berpotensi alami sindrom metabolik.
Lalu apa itu sindrom metabolik?
Dokter Spesialis Gizi Prof Dr dr Nurpudji Astuti Taslim, MPH, SpGK(K) dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) berikan penjelasan.
Sindrom metabolik adalah suatu kondisi yang ditandai dengan beberapa gejala.
“Ada hyper kolesterol, hyper dislipideminya, dan hipertensi. Untuk mengetahui harus diperiksa anaknya, (lewat) pemeriksaan darah," ungkapnya pada jumpa pers, Sabtu (4/3/2023).
Baca juga: Tips Diet untuk Penderita Obesitas dari Kemenkes
Lewat pemeriksaan darah, maka dapat diketahui anak berada di sindrom metabolik yang mana.
"Jadi ini tidak bisa hanya kita katakan ‘Eh kamu gemuk. Kita kasih ini ya’ itu nggak seperti itu,” katanya lagi.
Pemeriksaan nanti akan dilakukan secara menyeluruh dengan dokter anak.
Nantinya dokter anak akan berkolaborasi dengan dokter gizi dan dokter penyakit dalam.
Lebih lanjut, dr Nurpudji menjelaskan bagaimana pencegahan dari sindrom metabolik.
Oleh dr Nurpudji dijelaskan jika peran pencegahan harus dilakukan sejak kecil.
"Pola asuh orang tua itu sangat penting. Karena anak-anak kecil 3 tahun ke bawah, makanan yang disediakan tergantung dari orang tua. Dia passive consumer,” paparnya lagi.
Apa pun yang diberikan orangtua pasti akan menjadi kebiasaan makan anak.
Pencegahan lainnya adalah orangtua harus menjaga agar anak tidak terpapar oleh fast food.
"Kita sekarang ini banyak lihat orang tua bawa anaknya ke mall lalu dikasih makan fast food, makan goreng-gorengan. Itu sama sekali tidak sehat" tegasnya.
Terakhir, orangtua sudah mulai harus mengenalkan sejak dini makanan yang sehat dan seimbang.