News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Obesitas pada Anak Masalah Serius, Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bayi 16 bulan penderita obesitas di Tarumajaya, Bekasi, Jawa Barat- Menurut dokter yang menangani, Kenzi dicurigai mengidap penyakit langka.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Obesitas pada anak menjadi masalah yang serius. Berdasarkan laporan WHO tahun 2021 angka kelebihan berat badan pada anak-anak di bawah 5 tahun mencapai 39 juta di dunia.

Terkait hal ini, dokter spesialis anak Windra Pratita M. KEd (Ped), SpA (K) mengungkapkan jika anak yang mengalami obesitas perlu dirujuk ke fasilitas layanan kesehatan. 

"Jadi memang di posyandu untuk anak berbobot lebih, dirujuk dulu ke puskesmas, berjumpa dokter umum untuk edukasi. Apakah memang asupan berlebih atau tidak," ungkapnya pada Pers Briefing Peringatan Hari Obesitas Sedunia 2023 secara virtual, Senin (6/3/2023). 

Jika tidak bisa ditatalaksana ke puskesmas, memang harus dirujuk pula ke rumah sakit rujukan untuk bertemu dokter spesialis anak.

Baca juga: Perempuan Lebih Berisiko Alami Obesitas Dibanding Laki-Laki, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Dan kalau diperlukan, setelah anamnesis, ada komplikasi bisa melakukan pemeriksaan dasar. 

Tujuannya untuk mengetahui apakah sudah terjadi komplikasi 

"Kita bisa melakukan pemeriksaan dasar untuk penegakan, apakah sudah terjadi komplikasi di rumah sakit rujukan," paparnya lagi. 

Lebih lanjut dr Windra menjelaskan jika obesitas anak cenderung terjadi karena bahwa lebih tertarik konsumsi makanan yang manis.

Terutama pada makanan yang mengandung gula sangat tinggi. 

Selain mengonsumsi gula,saat ini anak-anak gemar mengonsumsi makanan yang tinggi akan kalori dan natrium.

Situasi ini diperparah dengan aktivitas fisik yang jarang dilakukan. 

Saat ini aktivitas lebih banyak dilakukan di depan layar laptop atau gawai. 

"Pada pandemi dua tahun terakhir, rata-rata berat badan (anak) naik banyak. Setelah di rumah saja untuk belajar di rumah. Setelah itu berat badan bertambah, aktivitas fisik berkurang," tutup dr Windra. 

 
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini