Tentu, hal itu dilakukannya karena jalan menuju lokasi terbilang padat karena antusias masyarakat yang ingin mengikutin pengobatan tradisional Ida Dayak.
Sementara, Roy Chandra, lelaki lanjut usia dengan setia menggendong istrinya Sumiyati (55) dari parkiran sepeda motor menuju lokasi pengobatan di Lapangan Tembak 600 Kostrad.
Dari parkiran sampai lokasi pengobatan sekitar 800 meter. Sesekali, pria 60an tahun itu berhenti untuk beristirahat.
Meski nafasnya terengah-engah, ia semangat membawa istrinya.
"Istri sakit kakinya enggak bisa jalan sudah lima tahun, tapi parah-parahnya baru dua tahun ini," kata Roy Chandra.
Baca juga: Pesulap Merah Buka Suara soal Ida Dayak, Mulai dari Keahlian Pijat hingga Minyak Sakti
Namun, keyataan pahit harus diterimanya lantaran harus kembali membawa istrinya pulang karena sudah tak kuat berdesak-desakan dengan pasien lain di lokasi.
"Tadi saya belum berobat, istri tiba-tiba mau pingsan jadi saya mau bawa pulang aja," ucap Roy.
Sedangkan, Agus, warga Jakarta Utara datang ke lokasi pengobatan Ida Dayak membawa
orangtuanya yang tengah sakit stroke.
Agus berangkat dari pukul 09.00 WIB dan tiba di lokasi sekira pukul 11.30 WIB.
Keluhan dirinyamenuju lokasi pengobatan sama seperti keluarga pasien lainnya yaitu kemacetan panjang.
"Makanya hari ini saya bawa ibu saya ke sini, mudah-mudahan bisa sembuh,"ucapnya.
Dia juga mendapatkan informasi adanya pengobatan ampuh Ida Dayak dari sosial media dan melihat di YouTube.
"Ramai banget, kirain saya yang datang 100 atau 200 orang, ternyata ini banyak banget," ungkap Agus.
Menjelang siang, ratusan orang terus berdatangan ke lokasi pengobatan Ida Dayak. Meski terik matahari, tak menyurutkan semangat para pasien dan keluarga untuk berobat ke Ibu Ida Dayak.