Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Imunisasi memiliki peranan yang sangat penting sebagai komponen dasar untuk perlindungan kesehatan tubuh.
Hal itu karena selama ini tindakan satu ini menjadi salah satu kiat sukses dalam upaya menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahun demi mendorong misi pembangunan global.
Baca juga: IDAI Sebut Imunisasi Ganda Dipastikan Aman dan Tidak Tingkatkan Risiko KIPI pada Anak
Oleh karena itu, imunisasi sangat bermanfaat terutama bagi anak-anak agar terhindar dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Namun dalam tiga tahun terakhir, sejak dunia terdampak pandemi virus corona (Covid-19), pelaksanaan layanan imunisasi pun kian menghadapi tantangan.
Secara global, berdasar pada data yang dimiliki Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2021, sebanyak 25 juta anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap.
Data ini 5,9 juta lebih banyak dari 2019 dan merupakan jumlah tertinggi sejak 2009.
Sementara di Indonesia, jumlah anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap sejak 2017 hingga 2021 yakni 1,525,936 anak.
Baca juga: Bayi di Trenggalek Meninggal Pasca Imunisasi, Jasadnya Diautopsi Selidiki Penyebab Kematian
Untuk menekan jumlah ini pada 2022, pemerintah Indonesia telah melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN).
Namun capaian program ini belum mencapai target, terutama di provinsi yang berada di luar regional Jawa dan Bali, di mana capaian rata-rata di regional ini masih di bawah angka 35 persen.
Memperingati Pekan Imunisasi Dunia 2023, GSK berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dan praktisi kesehatan pun terus melakukan berbagai upaya untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya mengejar ketertinggalan imunisasi lengkap untuk melindungi kesehatan Generasi Emas Indonesia.
Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K)., mengatakan bahwa imunisasi telah terbukti berperan penting dan efektif dalam meningkatkan kekebalan tubuh.
Sehingga dapat mencegah beragam penyakit infeksi (PD3I).
Baca juga: Bayi di Trenggalek Meninggal Pasca Imunisasi, Jasadnya Diautopsi Selidiki Penyebab Kematian
"Dengan semakin lengkap imunisasi yang diberikan pada anak, maka semakin baik pula perlindungan kesehatan anak dan tentunya juga akan berdampak pada kualitas hidup anak di masa depan," kata Prof. Hartono, dalam Media Briefing bertajuk World Immunization Week 2023: Kejar Imunisasi, Lindungi Generasi Emas', Senin (8/5/2023).
Namun, kata dia, kondisi pandemi yang melanda dunia termasuk Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah membuat sebagian orangtua menghadapi tantangan untuk memberikan imunisasi bagi anaknya.
"Padahal, jika banyak bayi dan balita yang tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap, kelak dapat berpotensi terjadi wabah berbagai penyakit (PD3I) yang dapat berakibat buruk terhadap kesehatan anak di masa depan," tegas Prof. Hartono.
Ia kemudian menekankan bahwa jika anak memiliki kondisi yang membuatnya tidak bisa mendapatkan imunisasi, seperti sakit atau lupa, untuk segera melakukan imunisasi kejar.
"Bila imunisasi anak terlewat atau belum mendapatkan vaksin tertentu sama sekali karena beberapa hal, seperti sakit berat atau terlupa, disarankan untuk melakukan imunisasi kejar (catch-up immunization) agar anak dapat memperoleh imunisasi lengkap," jelas Prof. Hartono.
Baca juga: Terkait Kasus Gagal Ginjal Akut, Polri Dalami Kandungan Vaksin Imunisasi dan Paracetamol
Imunisasi kejar ini dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian beberapa jenis vaksin lainnya atau imunisasi rutin.
"Artinya, anak bisa mendapat suntikan vaksin lebih dari 1 kali dalam satu waktu, misalnya dengan pemberian Vaksin Hexavalen yaitu kombinasi vaksin DPT (Difteri, Tetanus, Pertusis), Hib (Haemophilus influenzae tipe b), Hepatitis B dan Polio," papar Prof. Hartono.
Ia pun kembali mengingatkan agar para orangtua segera melakukan Imunisasi Rutin Lengkap (IRL) agar anak mereka terhindar dari PD3I dan tumbuh kembangnya pun bisa berlangsung optimal.
"Maka dari itu, masyarakat harus betul-betul memahami bahwa hanya dengan Imunisasi Rutin Lengkap (IRL) anak-anak Indonesia terlindungi secara optimal dari PD3I, sehinga dapat tumbuh jadi generasi emas di masa mendatang," pungkas Prof. Hartono.