Selain hubungan seksual, penyebaran bisa terjadi melalui kontak fisik dengan luka di tubuh penderita, atau menular dari ibu ke janin saat kehamilan atau persalinan.
Inilah beberapa kondisi yang membuat seseorang berisiko tertular yaitu :
- Bergonta-ganti pasangan seksual
- Berhubungan seksual tanpa kondom
- Memiliki pasangan seksual penderita sifilis
- Memiliki orientasi seksual lelaki seks lelaki
- Positif terinfeksi HIV
Baca juga: Ibu Hamil Bisa Tularkan Sifilis pada Bayi Dalam Kandungannya, Ini Penjelasan Dokter
Gejala Penyakit Sifilis
1. Sifilis Primer
Gejala penyakit sifilis primer ditandai dengan munculnya luka pada alat kelamin, dubur, bibir, maupun mulut. Munculnya luka tersebut akan terjadi 10-90 hari setelah bakteri Treponema pallidum masuk ke dalam tubuh.
Lama waktu pemulihan sifilis primer yaitu kurang lebih 3-6 minggu. Namun, bila sejak muncul luka tidak diobati, hilangnya luka ini justru menandakan infeksi telah berkembang ke tahap selanjutnya.
Oleh karena itu, disarankan untuk mendatangi dokter sesegera mungkin pada tahapan ini karena masih dapat ditangani dengan mengonsumsi obat tertentu sehingga sifilis tidak beralih ke tahap selanjutnya.
Selain luka, dapat juga ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening di daerah selangkangan yang menandakan adanya reaksi sistem kekebalan tubuh melawan infeksi sifilis.
2. Sifilis Sekunder
Sifilis sekunder adalah tahapan yang akan terjadi beberapa minggu setelah luka di sekitar alat kelamin, dubur, bibir, atau mulut menghilang.
Gejala yang ditimbulkan dari sifilis sekunder yaitu munculnya ruam di beberapa bagian tubuh, seperti telapak tangan atau kaki. Selain itu, penderita sifilis sekunder juga akan merasakan beberapa gejala lain, seperti:
- Flu
- Sakit kepala
- Nyeri sendi
- Demam
- Merasa lelah secara berlebihan
- Pembesaran kelenjar getah bening
- Rambut rontok
- Penurunan berat badan
3. Sifilis Laten
Pada tahapan ini, penderita sifilis tidak mengalami gejala klinis tertentu. Namun, di 12 bulan pertama sifilis laten terjadi, penderita masih dapat menularkan infeksinya.
Setelah 2 tahun, infeksi tidak dapat menular lagi, meskipun bakteri penyebab sifilis masih ada di dalam tubuh.