News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cemas dan Trauma Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi pada Pria

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Cemas dan trauma dapat menjadi penyebab penyakit disfungsi ereksi atau erectile dysfunction (ED) pada pria.

Karena itu, Dokter Spesialis Urologi dan Konsultan Andro Urologi, Endo Urologi, Prof. dr. Ponco Birowo, menjelaskan penting untuk mengenali gejala awal dan segera menghubungi dokter jika mengalami kondisi disfungsi ereksi.

"Pengobatan yang tepat dan teratur akan memastikan kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang," kata dia dalam kegiatan talkshow beberapa waktu lalu.

Baca juga: Ciri-ciri dan Gejala Pria Terkena HIV: Mulai Sering Sakit Flu, Sesak Napas hingga Disfungsi Ereksi

Penyakit disfungsi ereksi dan gangguan kesuburan pria tidak bisa dianggap remeh.

Lalu apa saja penyebabnya?

Kebiasaan hidup tidak sehat, obesitas, hipertensi, dan kebiasaan merokok menjadi beberapa faktor yang dapat mengakibatkan seseorang mengalami disfungsi ereksi.

Ada beberapa jenis disfungsi ereksi:

1. Disfungsi ereksi organik: Jenis ini terjadi karena penyakit sistemik atau cacat organik yang mempengaruhi fungsi ereksi penis.

Beberapa contoh penyakit yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi organik, seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan penyakit neurologis. Disfungsi ereksi akibat masalah hormon dan trauma atau cedera fisik juga termasuk dalam klasifikasi disfungsi ereksi organik.

Baca juga: Apa Itu Priapisme? Kondisi yang Dialami Pasien Covid-19 karena Ereksi Selama 3 Jam Sebelum Meninggal

2. Disfungsi ereksi psikogenik: Jenis disfungsi ereksi ini terjadi karena masalah psikologis, seperti kecemasan, depresi, atau trauma psikologis.

3. Disfungsi ereksi campuran: merupakan disfungsi ereksi yang disebabkan karena campuran dari masalah psikogenik dan organik.

Bagaimana cara mengobatinya?

Pengobatan dapat dilakukan secara bertahap.

Ilustrasi (net)
Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini