Dokter di RS Siloam ASRI ini menuturkan, tata laksana disfungsi ereksi membutuhkan waktu dan tidak dapat diselesaikan secara instan
Lantaran, seorang pasien disfungsi ereksi perlu dilakukan diagnosis terlebih dahulu untuk menentukan jenis dari penyakit disfungsi ereksi yang diderita.
Selanjutnya, baru dapat diberikan obat-obatan.
"Jika obat-obatan tidak dapat menyembuhkan, penanganan pasien dapat berlanjut ke tahap operasi," ungkapnya.
Kenali Tanda dan Gejala Disfungsi Ereksi
Berikut ciri yang dirasakan jika seseorang mengalami disfungsi ereksi antara lain kesulitan untuk mempertahankan ereksi yang cukup keras dan tahan lama saat melakukan hubungan seksual, kesulitan untuk mencapai ereksi walaupun sudah dirangsang secara seksual, dan menurunnya gairah seksual.
“Masalah kesehatan fisik seperti faktor usia, diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, penyakit pernapasan, dan penyakit kronis lainnya merupakan beberapa faktor risiko yang dapat memengaruhi timbulnya disfungsi ereksi dan masalah kesuburan pada seseorang,” ujar Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Baca juga: Depresi Karena Perang, Mantan Komandan Militer Rusia Kabur Tinggalkan Pasukan
Selain kesehatan fisik, Prof. Ponco juga menjelaskan jika masalah psikologis seperti depresi, kecemasan, stres, dan trauma emosional masa lalu seseorang dapat berpengaruh kepada disfungsi ereksi dan kesuburan pria.
Ditambah seseorang tersebut memiliki riwayat merokok, minum alkohol berlebihan, atau menggunakan obat terlarang juga merupakan faktor lain yang dapat memicu disfungsi ereksi dan gangguan pada kesuburan pria.
Disfungsi ereksi bukan penyakit komplikasi, tetapi dapat menjadi tanda dari adanya masalah kesehatan yang mendasar atau penyakit yang memengaruhi sistem vaskular atau saraf.
Namun, jika dibiarkan tanpa pengobatan, disfungsi ereksi bisa memburuk dan memengaruhi kehidupan seksual dan bisa memicu masalah psikologis seperti depresi atau kecemasan, dan juga memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan sehingga kesuburannya akan terganggu.
Oleh karena itu, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis jika mengalami disfungsi ereksi.
Dalam menangani masalah disfungsi ereksi dan gangguan kesuburan pria, Prof Ponco menjelaskan jika RigiScan® menjadi salah satu metode yang dapat digunakan untuk pemeriksaan diagnostik awal.
RigiScan® merupakan alat diagnostik yang digunakan untuk menilai kualitas ereksi pria pada malam hari (ereksi nokturnal).
Umumnya pria yang sehat mengalami sekitar 3 hingga 6 ereksi setiap malam.