Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seringkali muncul pertanyaan dalam diri seseorang, bagaimana bisa hidup bahagia kalau kita masih menyimpan beban emosi dan trauma masa lalu?
Pertanyaan itu kemudian berlanjut, yakni bagaimana cara melepas beban trauma masa lalu agar bisa meraih kebahagiaan?
Therapi Caezarro Rey Abishur yang lebih dikenal dengan Coach Rheo menjelaskan, hidup dengan penyesalan, kecemasan, kesedihan atau kemarahan yang tersimpan dalam diri akibat beban emosi dan trauma masa lalu merupakan alasan seseorang sulit mendapatkan kebahagian.
“Ibarat api dalam sekam, hal ini bisa saja tidak termanifestasi setiap saat, tapi bisa menjadi bom waktu yang suatu ketika meledak tiba-tiba dan menghancurkan segalanya; kesehatan fisik dan mental, mengganggu hubungan interpersonal dan keberhasilan dalam karier, menghambat rezeki, bahkan sulit sekali merasakan esensi kebahagiaan,” ujar Coach Rheo di Jakarta, dikutip Minggu (28/5/2023).
Dalam istilah ilmiah, peristiwa itu dikenal sebagai Post Traumatic Stress Disorder atau PTSD.
Beban mental masa lalu yang tersimpan, kata Coach Rheo, sering mempengaruhi seseorang secara signifikan pada masa depan.
“Banyak hasil riset terkini menunjukkan perilaku seseorang mudah marah dan tertekan. Hal ini biasanya karena memiliki beban mental masa lalu,” papar profesional muda yang kerap dijuluki sebagai seorang Mind Technology Expert ini.
“Bahkan dapat menimbulkan persoalan fisik (gerd, sakit kepala, keringat dingin, maag). Oleh karena itu, stress tidak bisa dipandang sebelah mata,” sambungnya.
Ia mengingatkan, sebaiknya tidak meremehkan kesehatan mental. Walau gangguan mental, menurutnya umum terjadi.
“Tapi, jika tidak ditangani dengan tepat, gangguan mental ini bisa membahayakan jiwa,” tandasnya.
Apalagi kata Coach Rheo, depresi yang berawal dari trauma merupakan masalah gangguan kesehatan jiwa yang marak di dunia, maupun di Indonesia.
"Jumlahnya diperkirakan terus meningkat sepanjang tahun,” katanya.
Baca juga: Aliando Syarief Merindukan Ketenangan Batin Sambangi Coach Rheo
Di Indonesia, diperkirakan lebih dari 15,6 juta warga mengalami depresi. Angka ini terus meningkat dan menempatkan depresi menjadi penyakit dengan kasus kedua tertinggi setelah penyakit jantung.
"Itupun masih banyak yang tidak terdata. Karena Indonesia sangat kurang edukasi tentang kesehatan mental,” papar Coach Rheo.
Menurut data terakhir WHO (World Health Organization), penyebab disabilitas utama di dunia bukanlah kelumpuhan fisik, tetapi depresi. Titik di mana kumpulan beban mental sudah begitu beratnya. Sehingga tidak bisa lagi ditangani.
Masih menurut WHO, kontribusi terbesar penyebab bunuh diri adalah karena depresi dan alkohol. Jumlahnya diperkirakan mencapai 60 persen dari penyebab bunuh diri. Indonesia diperkirakan menjadi Negara di Asia Tenggara dengan jumlah kematian tertinggi akibat bunuh diri.
“Kenyataan tersebut perlu diwaspadai karena depresi atau stress; trauma, bisa menyerang kapan saja, dan siapa saja tanpa kecuali,” ujar salah satu Pendiri Yayasan Konseling Harapan Indonesia (YAKHIN) ini.
Coach Rheo mengenalkan metode DOA TRTO untuk mengatasi tekanan stress penyebab depresi.
DOA-TRTO atau Divine Oracular Assistance - Tension Releasing Therapy Online merupakan metodologi baru yang awalnya diterapkan pada dirinya sendiri. Selanjutnya cara ini berhasil membantu membuang beban emosi dalam dirinya.
Salah satu pendiri Gading konseling @gadingkonseling Jakarta ini berhasil memberi hasil signifikan bagi para relasinya dalam waktu relatif singkat. Banyak wawancara yang ia lakukan kepada para peserta yang mengalami PTSD dapat kembali pada zona nyaman (netral).
"Netral adalah trauma terkait persoalan yang dialami klien kembali di titik nol. Ibarat bayi baru lahir tanpa luka,” ujar Trainer KKNI Level 6 BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) Republik Indonesia ini.
Coach Rheo menyelenggarakan workshop pada akhir pekan ini dengan sejumlah materi menarik.
Di antaranya bagaimana menciptakan hidup bahagia yang jarang diketahui orang pada umumnya, memahami pola pencipta kecemasan, ketakutan akan masa depan, dan bagaimana mengatasinya ketakutan harus berpisah atau ditinggalkan anggota keluarga.
Ada juga materi tentang orang yang selalu ingin sempurna, takut salah, malah selalu terlambat berkarya dan tertinggal".
Baca juga: Coach Rheo Ungkap Fenomena Amygdala Hijack, Penyebab Suami Tega Mencekik hingga Membanting Istri
Coach Rheo, seorang mind technology expert yang mendapat pengakuan sebagai trainer, dan NLP Meta Master Practitioner of Neurosemantics, (International Institute of Neurosemantic, North Carolina USA), Associate Meta Coach dari (Meta Coach Foundation, Colorado, USA), serta Master Practitioner of Neuro Linguistic Programming (NLP Society Florida, USA).