Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan tingkat partisipasi atau kepersetaan pria dalam ber-KB masih rendah.
Untuk kondom masih sebesar 2,5 persen dan vasektomi 0,2 persen.
Baca juga: Kepala BKKBN Optimis Turunkan Stunting hingga 14 Persen Pada 2024
Padahal, kaum Adam juga punya peran penting dalam keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi.
Hal ini diungkapkan oleh Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional(BKKBN), dr Eny Gustina
"Karena pria adalah “partner” wanita dalam reproduksi dan seksual. Karenanya, pria dan wanita harus berbagi tanggung jawab," ungkap dr Eny pada keterangannya, Jumat (9/6/2023).
Berdasarkan data New SIGA BKKBN tahun 2022, diketahui capaian kesertaan KB pria sebesar 2,48 persen.
Baca juga: Kepala BKKBN Optimis Turunkan Stunting hingga 14 Persen Pada 2024
Atau, hanya memenuhi 46,52 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar 5,33 Persen.
Baca juga: 18 November 2022 Diperingati sebagai Hari Vasektomi Sedunia, Apa Itu Vasektomi? Ini Penjelasannya
Lebih lanjut ia mengungkapkan jika beberapa pelayanan KB memang harus ditangani oleh dokter yang telah mendapat kewenangan untuk itu.
Misalnya, pelayanan vasektomi, tubektomi, implan, dan pelayanan metode kontrasepsi hormonal pada wanita dengan kondisi tertentu.
Vasektomi atau Metode Operasi Pria (MOP) sendiri merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk mencegah transportasi sperma pada testis dan penis.
Dengan tujuan, air mani yang keluar ketika ejakulasi tidak lagi mengandung sel sperma.
Vasektomi merupakan prosedur yang sangat efektif untuk mencegah terjadinya kehamilan karena bersifat permanen.