Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini pemerintah concern untuk memperbaiki mutu pangan dan gizi masyarakat demi mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) bidang pangan dan kesehatan.
Berbagai upaya pun dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk ahli medis dan sektor swasta.
Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia, Prof Dr. Hardinsyah, MS, mengatakan bahwa demi mencapai SDGs ini, aspek gizi dan kesehatan dalam industri makanan maupun minuman tentu harus diperhatikan.
"Dalam mewujudkan tujuan ini, tidak dapat dipungkiri bahwa peran swasta khususnya industri pangan semakin besar dalam mengembangkan produk pangan yang mempertimbangkan aspek gizi dan kesehatan," jelas Prof. Hardinsyah dalam keterangannya beberapa waktu lalu.
Pembatasan asupan gula, kata dia, menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah munculnya penyakit seperti diabetes.
Baca juga: Rahmatul Jamil, Bertahun-tahun Berjuang Tangani Gizi Buruk di Wanasaba Lombok Timur
"Termasuk bagi mereka yang memerlukan pembatasan asupan gula, disamping aspek citarasa," kata Prof. Hardinsyah, dalam '5th International Symposium on Food and Nutrition Expo and Awards 2023' di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (24/6/2023).
Sebagai salah satu respons terhadap upaya pembatasan asupan gula tersebut, PERGIZI PANGAN Indonesia memberikan penghargaan Food and Nutrition Innovation Awards (Peduli Gizi) 2023 pada acara tersebut.
Penghargaan yang diberikan ini mulai dari kategori produk inovatif, program inovatif hingga leader inovatif dengan menggandeng Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI).
Salah satu penghargaan produk inovatif diberikan kepada Teh Pucuk Harum Less Sugar karena mendukung gaya hidup sehat konsumen, terutama yang membatasi asupan gula.
"Sebagai salah satu minuman yang digemari masyarakat, teh ini sudah mengambil langkah inovasi yang patut mendapatkan apresiasi, karena dapat menjadi alternatif pilihan yang mendukung gaya hidup konsumen, terutama yang perlu membatasi kadar asupan gula," papar Prof. Hardinsyah.
Ia berharap minuman ini dapat terus berinovasi untuk tetap mendukung upaya peningkatan mutu pangan, perbaikan gizi dan kesehatan, serta berperan aktif dalam edukasi pangan dan gizi kepada masyarakat.]
Head of Public Relations dan Digital Teh Pucuk Harum, Yuna Eka Kristina mengatakan penerimaan masyarakat yang luar biasa ini pada akhirnya melahirkan teh less sugar yang dapat menjadi alternatif bagi mereka yang membatasi asupan gula dalam tubuhnya.
"Tetap dengan kualitas teh terbaik dari pucuknya, dengan kadar gula yang lebih rendah," kata Yuna.
"Di Indonesia sendiri, teh sudah menjadi bagian keseharian dan budaya masyarakat. Di samping itu saat ini, masyarakat juga sudah semakin mementingkan gaya hidup yang lebih sehat," tegas Yuna.
Perlu diketahui, pemerintah bersama stakeholder lainnya memang memiliki komitmen untuk mencapai SDGs, termasuk bidang pangan dan kesehatan yang tidak hanya bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan kelaparan serta kekurangan gizi saja.
Namun juga meningkatkan taraf kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, termasuk pencegahan obesitas dan penyakit kronik tidak menular melalui peningkatan mutu gizi konsumsi pangan, aktivitas fisik dan perilaku hidup sehat.