Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya menurunkan stunting di Indonesia terus dilakukan dengan melibatkan berbagai elemen.
Anggota Komisi IX DPR RI, I Ketut Kariyasa Adnyana mengatakan secara nasional, stunting sudah turun menjadi 21,6 persen. Percepatan penurunan stunting harus menjadi perhatian serius sehingga dapat mencapai target yang telah ditetapkan pemerintah.
“Kami bertemu Pak Kepala BKKBN, Pak Hasto Wardoyo, menurutnya daerah yang sukses menurunkan stunting akan diberikan penghargaan oleh Kementerian Dalam Negeri,” katanya, Senin, (23/7/2923).
Ia mengatakan Bali merupakan provinsi dengan angka stunting terendah di Indonesia. Keberhasilan tersebut bukan hal yang mudah karena adanya Pandemi Covid-19. Namun berkat upaya dan kerja sama berbagai pihak angka stunting di Bali dapat turun.
“Dari hasil penelitian, penyebab stunting yang utama di Bali adalah karena nikah di bawah umur. Sehingga ini diharapkan bisa menjadi perhatian serius,” katanya.
Baca juga: Papua Termasuk Daerah dengan Angka Obesitas dan Stunting Tinggi, Ini Penjelasan Kemenkes
Komisi IX DPR RI sendiri bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar Kampanye Percepatan Penurunan Stunting tingkat Kabupaten/Kota di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali pada Sabtu (22/7/2023).Kegiatan tersebut diikuti kurang lebih 400 orang warga.
Dalam kesempatan tersebut Kepala Perwakilan BKKBN Bali, Sarles Brabar, mengatakan pihaknya menekankan adanya kualitas pada anak. BKKBN kata dia tidak lagi menekankan jargon dua anak cukup.
“Jadi berapa pun punya anak silahkan. Yang penting berkualitas dengan perencanaan tentunya,” kata Sarles.
Ia meminta upaya untuk menurunkan angka stunting terus digalakan, meskipun Bali menjadi provinsi dengan prevalensi stunting terendah yakni 8 persen. Tujuannya agar Bali bisa terbebas dari stunting.