Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski pengidap kanker kulit di Indonesia tidak sebanyak kanker paru atau payudara, masyarakat tetap perlu waspada.
Apalagi Indonesia merupakan negara tropis. Salah satu faktor risiko kanker kulit adalah paparan sinar ultraviolet (UV).
Nah, salah satu gejala kanker kulit yang kerap tidak disadari adalah munculnya tahu lalat.
Baca juga: BPOM Ungkap 13 Kosmetik Ilegal Mengandung Merkuri, Hati-hati Berisiko Kanker Kulit, Cek Daftarnya
Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Bedah Onkologi, dr. Yadi Permana, SpB(K)Onk.
"Sering (dianggap) tahi lalat biasa. Kalau tidak dikenali bercak biasa oh karena terkena sinar matahari," ungkapnya pada media briefing virtual, Selasa (1/8/2023).
Bahkan ada beberapa pasien yang baru datang ketika tahu lalat sudah mendekati mata tahi lalat.
Lantas bagaimana membedakan apakah ini tahi lalat biasa atau tanda kanker kulit?
Dr Yadi pun memberikan beberapa gejala yang perlu diwaspadai.
Pertama, ada perubahan sifat dari bentuk tahi lalat itu sendiri.
Walau perlahan, ukuran tahi lalat semakin besar.
Kedua ada batas tidak tegas antara tahi lalat dengan jaringan kulit di sekitarnya.
Tahi lalat normal biasanya memiliki batas tepi yang jelas dan permukaannya halus.
Sedangkan pada kanker kulit, biasanya tahi lalat berbatas tidak jelas, tidak rapi, atau memudar ke kulit di sekitarnya
"Ketiga, kadang tahi lalat sering mudah berdarah. Kesenggol sedikit jadi mudah berdarah," kata dr Yadi lagi.
Keempat, tahi lalat pun disertai rasa gatal yang berlebihan.
Jika tanda-tanda tersebut telah muncul, maka harus segera dikonfirmasi ke tenaga kesehatan.
"Kalau disertai gejala barusan pasien harus datang ke dokter untuk diperiksa," pungkasnya.