Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kanker prostat apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan kecacatan dan kematian.
Menurut data Global Burden of Cancer Study (Globocan) tahun 2020, kanker prostat penyebab kematian nomor enam tersering pada pria.
Dengan insiden global sebesar 30.7 per 100.000 pria dan angka kematian sebesar 7.7 per 100.000 pria.
Di Indonesia sendiri, kanker prostat tempari urutan ke-5 kasus kanker terbanyak pada pasien laki-laki.
Angka kejadian sebesar 11.6 kasus per 100.000 pria dan angka kematian sebesar 4.5 per 100.000 pria.
Sayangnya, kanker prostat stadium awal hampir selalu tanpa gejala.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Prostate Cancer Awareness Month 2023, Prof. dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp. U (K), FICRS, Ph.D.
Karenanya, ia mendorong agar masyarakat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dini agar bisa mendeteksi kanker sejak awal.
Sayangnya, di Indonesia, deteksi dini kanker prostat belum mencapai tingkat optimal.
Baca juga: Layanan Skrining Kanker Payudara yang Digelar Siloam Didukung Dinas Kabupaten Tangerang
Banyak pasien datang ke dokter dalam stadium lanjut, terutama karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kanker prostat dan pentingnya pemeriksaan dini.
Ini menjadi masalah serius, terutama di antara mereka yang memiliki risiko tinggi.
Seperti memiliki riwayat kanker prostat dalam keluarga.
Ini disayangkan karena jika kanker prostat dapat dideteksi pada tahap awal, peluang kesembuhannya akan lebih tinggi.