Dinkes DKI Jakarta Ingatkan Jangan Abai, Kasus Monkeypox di Negara di Sekitar Indonesia Meningkat
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Dwi Oktavia ingatkan untuk jangan abai dengan kemunculan kasus Monkeypox.
Terlebih, saat ini terjadi peningkatan kasus di negara tetangga.
Baca juga: Total Sudah Ada Tujuh Kasus Baru Monkeypox, Ini yang Harus Dilakukan Saat Kontak Erat
"Jangan abai, kita melihat ada beberapa kali terjadi peningkatan kasus di negara-negara sekitar Indonesia," tegasnya pada webinar Kesiapsiagaan Penanganan Kasus Monkeypox, Minggu (22/10/2023).
Ia mengungkapkan jika Thailand ternyata sudah ada peningkatan kasus di bulan Juli pertengahan.
Lalu sampai Agustus hingga September, ini masih ada peningkatan kasus.
Baca juga: Kemenkes Ungkapkan Kondisi Pasien Positif Monkeypox Saat Ini
"Demikian juga jumlah lebih kecil di negara seperti Korea Selatan, atau di Singapura. Ada beberapa kasus ditemukan. Tetapi lihat di Thailand ini temuan kasus rata-rata di angka 10," kata Dwi lagi.
Hal ini tentu perlu diwaspadai, karena untuk kasus sebelumnya jauh lebih sedikit atau tidak ada.
Dwi pun menjelaskan daerah mana saja yang bisa jadi titik penyebaran.
Seperti daerah dengan perekonomian yang lebih baik.
Kemudian daerah dengan banyak kunjungan turis dari luar negeri.
"Atau mobilitas penduduk hang tinggi, maka termasuk banyak hotspot are, sudah ada potensi ada penularan Monkeypox," lanjut Dwi.
Ia pun menganjurkan perlu dilakukan persiapan pada tenaga kesehatan.
Dari sekarang perlu dilakukan sosialisasi skala lebih luas.
"Sangat penting, karena dokter pertama kali ketemu pasien. Dokter penting paham gejala Monkeypox ini. Kemudian kemana melaporkan (jika ditemukan)," jelas Dwi.
Jangan sampai pasien di terapi sendiri sesuai dengan pengetahuannya.
Tetapi tidak tidak ada upaya treacing (penelusuran) dan isolasi memadai.
Di situ akan mulai terjadi penularan lebih luas dan sulit dikontrol.
"Sosialisasi penting dilakukan, jangan hanya fasilitas layanan pemerintah, tapi fasilitas kesehatan swasta juga penting untuk mendapatkan sosialisasi ini," tutupnya.