Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Indonesia sedang berusaha kendalikan penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan targetkan 0 kasus kematian penyakit ini pada 2030 mendatang.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan dr Imran Pambudi MPHM, dalam acara Pencatatan Rekor MURI dan Diskusi Media “Ngobrol Santai Cegah DBD #Ayo3MplusVaksinDBD” di Jakarta Pusat, Minggu (5/11/2023).
"Hampir semua penyakit diminta dunia selesai 2030. Karena memang Sustainable Development Goals (SDGs). Dan kalau untuk DBD target (zero) adalah kematian," kata Imran.
Imran mengatakan, ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mencegah munculnya kasus kematian karena DBD.
Pertama, turunkan kasus DBD. Caranya dengan mencegah penularan.
Diketahui, DBD merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes Aegypti.
Kedua, jangan sampai terlambat datang ke fasilitas kesehatan.
"Kalau di bawah kondisi gawat, syok, cairan semakin sedikit. Pembuluh darah itu bocornya semakin banyak. Sebisa mungkin bocor sedikit. Ditambah supaya tidak kental sekali," jelasnya.
Jika sudah terjadi pengentalan pada darah maka jantung akan sulit memompa.
Kalau sudah sangat telat, pasien DBD akan mengalami dehidrasi parah yang bisa berdampak pada ginjalnya.
"Kalau sudah dehidrasi tingkat tinggi, jadi terganggu. Rusak, jadi perlu cuci darah," kata dr Imran.
Baca juga: Cegah Stunting Sejak Janin, Sebanyak 1,5 Juta Ibu Hamil Diperiksa dengan USG.
Tindakan yang dilakukan pemerintah saat ini adalah menyebarkan kampanye 3M yaitu menguras, mengubur dan mendaur-ulang.
Selain itu, vaksin untuk DBD pun terus digalakkan.