"Gejalanya bisa sesak napas, batuk, hilang nafsu makan, nyeri di dada, napas cepat, kalau kita lihat gejala ini bisa juga ditemui pada kondisi lain. Jadi kadang pada kondisi awal tidak khas," lanjut Rudy.
"Cara tahunya dengan diperiksa kemudian di foto rontgenhabis itu akan keliatan pneumonia atau bukan," sambungnya.
Tidak hanya itu pasien diabetes dianggap berisiko untuk terkena pneumonia dengan inumitas tubuh yang menurun. Bahkan tingkat kematian 3 kali lebih tinggi.
"Karena tingkat kematian 3 kali lebih tinggi dari penyandang diabtes dibandingkan dengan tanpa diabetes," ungkapnya.
Dengan demikian pasien diabetes dianjurkan untuk pemberian vaksin pneumonia sesuai standar Internasional Diabetes Federation.
Selain itu vaksin influenza menjadi salah satu yang juga direkeomendasikan untuk penyandang diabetes. Sebab gejala pneumonia bisa berawal dari batuk dan pilek.
“Baik diabetes tipe 1 atau diabetes tipe 2, seseorang dengan diabetes akan selalu dalam risiko lebih tinggi untuk terkena pneumonia akibat sistem kekebalan tubuh yang menurun, maka dari itu mereka harus lebih ekstra waspada dalam menjaga kesehatannya”, ungkap Rudy.
"Vaksinasi dapat menurunkan risiko infeksi turunnya hingga 2,1 kali lipat dibandingkan dengan yang tidak di vaksin," tandasnya.
Selain melakukan vaksinasi diharapkan bisa menjaga kebersihan, pola hidup sehat dan olahraga teratur.