Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat perlu waspada, jika kanker paru-paru tidak selalu menunjukkan gejala.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Onkologi dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Sita Laksmi Andarini, PhD, SpP(K).
"Gejala kanker paru-paru lebih banyak tidak bergejala," ungkapnya pada media briefing virtual, Senin (4/12/2023).
Kanker paru sendiri terjadi pada sel-sel dinding saluran udara organ paru yang membelah secara tak terkontrol dan membentuk suatu masa padat atau disebut tumor.
Seiring dengan perkembangan sel ini, fungsi normal paru dapat terganggu. Sel kanker ini juga dapat menyebar ke jaringan getah bening, organ paru lain, tulang, otak, dan hati.
Dr Sita pun menjelaskan kenapa kanker paru-paru kadang muncul tanpa gejala.
"Kalau kita lihat paru kita itu tidak memiliki saraf perasa di dalam paruhnya. Tapi saraf perasa itu ada di dalam, melapisi paru. Sehingga kalau belum kena lapisan itu tidak akan gejala," jelasnya.
Namun, jika kanker sudah mengenai lapisan tersebut, maka masuk stadium empat.
"Kalau nggak saluran napas sentral, itu nggak ada batuk darah. Sedangkan kalau sudah ada di saluran napas sentral maka stadiumnya lanjut," lanjut dr Sita.
Apabila kanker paru sudah memasuki stadium lanjut atau 4, gejala yang dirasakan dapat berupa:
- Batuk
- Sesak napas
- Batuk berdarah
- Nyeri dada
Gejala lain yang menyerupai stroke, seperti kejang karena penyebaran kanker ke otak
Karena jarang menunjukkan gejala, maka dianjurkan untuk melakukan skrining bagi kelompok berisiko.