TRIBUNNEWS.COM - Hadirnya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terasa sangat besar manfaatnya apalagi bagi masyarakat yang dengan segala keterbatasan ekonomi harus dihadapkan dengan pengobatan medis berbiaya besar. Hal inilah yang dirasakan Dewi Susanti (42) warga Kelurahan Jingah, Kecamatan Teweh Baru, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah.
Menjadi peserta JKN dari segmen yang iurannya ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barito Utara, Dewi secara rutin harus menjalani cuci darah setiap dua kali dalam seminggu di RSUD Muara Teweh.
“Syukur alhamdulillah Pemkab Barito Utara mau menjamin iuran JKN kami sekeluarga, terutama untuk saya yang harus cuci darah dan telah berjalan hampir satu tahun sehingga dalam pengobatan sepenuhnya ditanggung dari Program JKN dan kami tidak mengeluarkan biaya sama sekali atau gratis,” ucap Ibu Rumah Tangga yang akrab dipanggil Dewi tersebut saat ditemui oleh Tim Jamkesnews di ruang Hemodialisa (HD) RSUD Muara Teweh, Jum’at (24/11)
Dewi menghabiskan waktu tiga sampai empat jam dalam sekali cuci darah, suami tercinta yang senantiasa menemani menjadi penyemangatnya tersendiri. Suasana yang nyaman dalam ruangan cuci darah dan pasien lainnya yang saling menguatkan juga menjadi alasan Dewi untuk dapat terus tersenyum.
Ia juga menceritakan untuk biaya hidup sehari-hari, pihak keluarganya kini masih belum memiliki penghasilan tetap. Meskipun begitu, dengan menjadi peserta JKN BPJS Kesehatan yang telah didaftarkan dan dibayarkan Pemkab Barito Utara tersebut dirasa sangat meringankan dalam pengobatan.
Baca juga: Cek Kesehatan Jadi Lebih Mudah Lewat Fitur Skrining Riwayat Kesehatan Di Aplikasi Mobile JKN
“Terima kasih banyak kepada Pemkab Barito Utara dan semoga kedepan selalu hadir dalam membantu masyarakat terutama seperti kami yang tidak mempunyai penghasilan tetap, kadang bertani, ikut menyadap karet, rotan, meiwak (mancing ikan), jadi buruh, apa saja dikerjakan untuk mencukupi kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Besarnya biaya cuci darah jika dijalani dengan biaya umum, menurutnya tidak akan cukup sekalipun punya banyak uang, Program JKN dengan gotong royongnya menjadi sangat berarti dan sebagai harapan hidup bagi keluarganya.
“Tentunya sangat meringankan dan membantu, jika ada punya tanah puluhan hektar pun pasti akan terjual mengingat besarnya biaya pengobatan, kalaupun punya uang paling tidak bertahan lama untuk bayar pengobatan, mungkin tidak sampai hitungan tahun karena biaya cuci darah sangatlah besar,” tambah dia.
Ia juga berharap, pengalaman dan manfaat dari Program JKN yang telah dirasakannya dapat diketahui oleh orang banyak sekaligus mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta JKN yang telah bergotong royong untuk membantu biaya pengobatan bagi mereka yang membutuhkan.
Sebelum menjalani cuci darah, Dewi menceritakan sempat beberapa kali mendapat perawatan saat melahirkan dan pengobatan atas sakit yang dideritanya dengan sepenuhnya menggunakan layanan JKN.
“Awalnya sakit diabetes dan ada maag juga, komplikasi dan badan nampak bengkak, buang air kecil tidak lancar, dari pertama sampai hingga saat ini harus cuci darah sepenuhnya sudah menggunakan manfaat dari Program JKN, imbuhnya.
Dalam hal pelayanan, ia juga merasakan telah dilayani dengan baik dan tidak ada perbedaan layanan dengan pasien lainnya.
“Pelayanan bagus walaupun terdaftar di kelas tiga, tidak ada dibeda-bedakan dengan pasien lainnya, tidak pernah ada iur biaya, kalau disini (ruang HD RSUD Muara Teweh) kami dilayani bahkan sudah dianggap seperti keluarga sendiri,” tuturnya.
Ia juga menceritakan jika perawat di ruang HD RSUD Muara Teweh selalu mengingatkan untuk jadwal cuci darah agar tidak terlupa.
“Perawatnya juga sangat perhatian karena sering mengingatkan dan menghubungi agar tidak lupa jadwalnya, jadi mendorong untuk kami selalu semangat dalam menjalani pengobatan, pelayanannya be
nar-benar memuaskan,” tutup Dewi.
Baca juga: Tanamkan Budaya Anti Gratifikasi, BPJS Kesehatan Layani Masyarakat Sepenuh Hati