News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mengenal Gangguan ADHD yang Dialami Fuji, Benarkah Bisa Terjadi Sampai Dewasa, Bisakah Disembuhkan?

Penulis: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fuji mengaku idap gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Gangguan seperti apakah? Bisakah disembuhkan? Yuk mengenalnya lebih dalam.

Kini karena sudah mengetahui idap ADHD, Fuji harus mengurangi konsumsi gula berlebihan.

Benarkah berpengaruh?

"ADHD itu nggak boleh konsumsi gula berlebih. Itu bisa menyebabkan aku semakin hiperaktif, nggak bagus buat kesehatan dan juga tidur," tutur Fuji.

"Kayak dulu kan aku suka ngemil coklat, habis ngemil coklat tuh aku jadi aktif banget. Tapi malamnya aku jadi nggak bisa tidur, terus energinya habis banget. Makanya sekarang lagi ngurangin gula, ngurangin banget. Supaya aku nggak terlalu aktif. Itu bukan hal yang buruk kok,” pungkasnya.

Wanita makan cokelat. Cokelat dipercaya sebagai makanan pembangkit mood. (www.getyourfittogether.org)

"Aku kan dulu suka banget nyemilin cokelat ya, habis nyemilin cokelat aku jadi aktif, nanti pas malamnya nggak bisa tidur terus energinya habis banget," terangnya.

Maka dari itu, mantan kekasih Thariq Halilintar itu kini memilih untuk mengurangi konsumsi gula.

Sebab, orang yang mengidap penyakit ADHD jika mengkonsumsi gula secara berlebihan nantinya akan menjadi hiperaktif.

"Ternyata kalau misalnya ADHD itu nggak boleh konsumsi gula berlebih, karena itu bisa membuat aku hiperaktif."

"Jadi nggak bagus buat kesehatan dan nggak bagus buat penyakit itu," tuturnya.

"Sebenarnya aku juga lagi kurang-kurangin banget biar aku nggak terlalu aktif," sambungnya.

Ilustrasi gula, berikut ini tips untuk mengurangi asupan gula (freepik.com)

Apa yang dikatakan Fuji ini ada benarnya karena sebuah studi mengungkap keterkaitan ssupan Gula dengan ADHD.

Sebuah penelitian baru mengungkapkan kondisi attention deficit hyperactivity syndrome (ADHD), gangguan bipolar dan perilaku agresif, tak hanya terkait asupan gula, tetapi mungkin juga memiliki dasar evolusi.

Melansir Medical Xpress, Minggu (19/10/2020), studi tersebut dilakukan oleh sekelompok peneliti dari University of Colorado Anschutz Medical Campus dan telah diterbitkan dalam jurnal Evolution and Human Behavior.

Dalam makalah penelitian ini, peneliti menjelaskan hipotesis yang menunjukkan bagaimana peran fruktosa, komponen gula dan sirup jagung fruktosa tinggi, serta asam urat (metabolit fruktosa), dalam meningkatkan risiko gangguan perilaku.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini