Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pneumonia menjadi penyakit yang paling banyak merenggut nyawa anak berusia di bawah lima tahun (balita).
Menurut data United Nations Children's Fund, atau Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), pneumonia merupakan penyebab kematian balita terbesar di Indonesia.
Pada 2018, diperkirakan sekitar 19.000 anak meninggal dunia akibat pneumonia.
Dokter spesialis anak RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat, Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A (K) mengatakan ada beberapa upaya yang bisa dilakukan orangtua untuk bantu anak segera sembuh dari Pneumonia.
Baca juga: Pneumonia Paling Banyak Renggut Nyawa Balita, Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?
Menurur dia, orang tua harus mendeteksi kapan anak harus segera dibawa ke rumah sakit.
"Ketika sudah terkena Pneumonia, paling diharapkan dari orangtua adalah bisa mendeteksi kapan anak itu dibawa ke rumah sakit," ungkapnya pada media briefing virtual yang diselenggarakan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Kamis (11/1/2024).
Apalagi anak dan balita kerap mengalami demam dan batuk yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri.
Lantas apa saja tanda-tanda bahayanya?
1. Anak mengalami demam yang sangat tinggi
2. Napas anak menjadi sangat cepat atau ngos-ngosan
3. Ada cekungan di batas antara dada dan perut ketika bernapas
"Itu adalah tanda bahaya orangtua untuk segera bawa anak ke RS," tegasnya.
Kemudian, bawa anak ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang tepat dari tenaga kesehatan.
Dokter akan melakukan evaluasi apakah anak perlu dirawat atau tidak.
Tenaga kesehatan juga akan memberikan oksigen dan obat-obatan yang diperlukan.
Selanjutnya, orangtua sebaiknya mengikuti apa yang dianjurkan dokter.
"Jika dirawat, ya dirawat. Kalau Sampai harus dirawat, orangtua support dengan melakukan tindakan yang disarankan. Setelah pulang harus awasi anak minum obat dan perhatikan gejala pada anak," tutupnya.