Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Layanan antar obat ARV bagi Orang dengan HIV atau ODHIV yang diinisiasi oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Jak-Anter kini melayani 40 puskesmas di Jakarta.
Bahkan, saat ini juga sedang dalam proses perluasan ke berbagai rumah sakit yang melayani ODHIV.
Inovasi ini mendulang apresiasi dari berbagai negara peserta Konferensi Fast Track Cities 2023 di Amsterdam.
Jak-Anter digagas sejak April 2020, untuk memastikan keberlanjutan pengobatan ARV bagi orang dengan HIV (ODHIV) selama pandemi Covid-19 dengan kerjasama LINKAGES EpiC dan USAID.
“Perluasan layanan Jak-Anter ke sebagian besar puskesmas di DKI Jakarta memberikan kemudahan bagi klien ODHIV untuk mengakses layanan kesehatan yang cepat dan efisien tanpa harus keluar rumah,” ujar Enilda Martin, Direktur Kantor Kesehatan USAID Indonesia dikutip dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/2/2024).
Baca juga: Penyakit HIV Tak Halangi RC Rampok Warga, Sepak Terjangnya Berakhir, Tubuh Ditembus Belasan Peluru
Diketahui kini, Jak-Anter juga telah terintegrasi dengan aplikasi Good Doctor-Grab Health yang menyediakan telekonsultasi dengan dokter puskesmas, yang berlanjut ke pengantaran obat ARV.
"Integrasi ini memberikan kontribusi signifikan terhadap kemajuan teknologi layanan kesehatan di Indonesia dan memberikan manfaat penting bagi pasien," ungkap dia.
Dapat Apresiasi
Ditambahkan, Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kesehatan Daerah, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Verry Adrian, M.Epid. mengatakan, dalam Fast Track Cities 2023 di Amsterdam, pihaknyaa memaparkan layanan Jak-Anter sebagai upaya Jakarta dalam mengendalikan HIV melalui kolaborasi dengan sektor swasta untuk mendukung pengobatan HIV berbasis rumah.
"Dengan layanan Jak-Anter, diharapkan tidak seorangpun klien HIV-AIDS di DKI Jakarta yang tertinggal dalam memperoleh layanan kesehatan. Layanan Jak-Anter memperoleh apresiasi dari berbagai negara peserta konferensi,"tutur dr Verry.
Dalam konferensi dunia Fast Track Cities 2023 di Amsterdam, Belanda, negara-negara peserta, khususnya dari Asia dan Afrika antusias dengan model pembiayaan dan penerapan telekonsultasi terkait program HIV pada layanan Jak-Anter yang terintegrasi ini.
Meskipun jumlah pasien yang menggunakan belum banyak dan promosinya perlu lebih digencarkan, Jak-Anter menyediakan pilihan yang client-centred agar ODHIV terus dapat mengakses ARV dimanapun ODHIV berada dan membantu tenaga kesehatan mensistematiskan proses pengantaran ARV ke rumah pasien.
VP of Medical Operations PT Good Doctor Technology, dr. Ega Bonar Bastari mengatakan, pihaknya senang sekaligus bangga semakin banyak fasilitas kesehatan yang terlibat dalam layanan Jak-Anter dan di sisi lain apresiasi dunia internasional terhadap layanan ini.
"Pencapaian ini memperkuat keyakinan kami bahwa telemedisin dapat mengatasi hambatan dalam pengelolaan HIV-AIDS yang membutuhkan terapi ARV seumur hidup. Dengan teknologi kesehatan yang kami miliki, semua klien HIV-AIDS di DKI Jakarta dapat terlayani dengan cepat, aman, dan nyaman," ungkap dr. Ega.
Pihaknya akan terus membuka diri untuk menjalin kerja sama dengan pemerintah dan organisasi masyarakat sipil sehingga seluruh klien HIV-AIDS maupun penyakit-penyakit kronis lain di Indonesia dapat terlayani dengan baik.
Dengan demikian, target untuk mengakhiri AIDS pada 2030 dapat tercapai.